6 Dalil yang Menjelaskan Peristiwa Nuzulul Quran Serta Keistimewaannya Momen Tersebut

- 27 Maret 2024, 04:00 WIB
Nuzulul Quran akan segera tiba, berikut arti penting Al-Quran bagi kehidupan.
Nuzulul Quran akan segera tiba, berikut arti penting Al-Quran bagi kehidupan. /pexels.com
 
ZONABANTEN.com- Nuzulul Quran merupakan suatu peristiwa yang mengandung makna penting dalam sejarah Islam, merujuk pada penurunan pertama wahyu Quran kepada Nabi Muhammad SAW. Kaitannya dengan dalil-dalil Quran dan Hadis memperkuat pemahaman akan signifikansinya dalam ajaran Islam.
 
Nuzulul Quran merujuk pada penurunan pertama Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira, dekat kota Mekkah, pada bulan Ramadan. 
 
Peristiwa Nuzulul ini tidak hanya menandai awal dari wahyu ilahi yang tercatat dalam Al-Quran, tetapi juga memulai misi kenabian Nabi Muhammad sebagai rasul terakhir dalam Islam.
 
Penurunan pertama Al-Quran adalah momen yang penuh makna dalam sejarah Islam. Ini merupakan langkah awal dalam menyampaikan ajaran Allah kepada umat manusia melalui utusan-Nya.
 
Al-Quran, sebagai kitab suci dalam agama Islam, mengandung pedoman hidup yang lengkap untuk umat manusia dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari ibadah hingga etika sosial dan ekonomi.
 
 
Peringatan Nuzulul Quran memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk merenungkan makna Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari mereka. 
 
Ini adalah waktu untuk memperdalam pemahaman terhadap pesan-pesan yang terkandung dalam Al-Quran dan menerapkannya dalam praktek kehidupan sehari-hari.
 
Peristiwa Nuzulul Quran ini juga dijelaskan dalam beberapa dalil, berikut adalah beberapa ayat yang menerangkan peristiwa luar biasa tersebut.
 
Ayat Al Quran Tentang Nuzulul Quran
 
1. Surah Al-Qadr (97:1-5) 
Surah Al-Qadr, merupakan bagian dari Al-Quran yang sangat penting dalam menandai peristiwa Nuzulul Quran, yaitu turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Dengan hanya terdiri dari tiga ayat, surah ini menggambarkan keagungan malam di mana Al-Quran pertama kali diturunkan. 
 
Ayat pertama Surah Al-Qadr secara tegas menyatakan bahwa Al-Quran diturunkan pada malam yang penuh kemuliaan. Ini menegaskan bahwa malam tersebut bukanlah malam biasa, melainkan malam yang dihiasi dengan kebesaran dan keagungan. 
 
Ayat kedua Surah Al-Qadr mengajukan pertanyaan retoris kepada pembaca, mengundang mereka untuk merenungkan keagungan malam tersebut. Ini menunjukkan pentingnya pemahaman dan penghormatan terhadap malam Lailatul Qadr. 
 
Ayat terakhir Surah Al-Qadr menegaskan bahwa malam Lailatul Qadr lebih baik dari seribu bulan. Ini menunjukkan betapa besar keutamaan dan kemuliaan malam tersebut dalam pandangan Allah SWT. Nilainya yang luar biasa melebihi nilai ibadah dalam seribu bulan. 
 
 
2. Surah Ad-Dukhan (44:3-4)
Meskipun surah ini tidak secara langsung menjelaskan peristiwa Nuzulul Quran, tetapi terdapat ayat-ayat yang memberikan gambaran tentang kebesaran dan keagungan Al-Quran serta bagaimana Allah SWT menurunkannya kepada Nabi Muhammad. Ayat 3-4 dari Surah Ad-Dukhan adalah sebagai berikut:
 
"Sesungguhnya Kami turunkan Al-Quran pada malam yang diberkahi. Sesungguhnya Kami adalah pemberi peringatan,"
 
"Pada suatu malam yang diberi hikmah. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang bijaksana."
 
Ayat-ayat ini menegaskan bahwa Al-Quran diturunkan pada malam yang diberkahi dan diberi hikmah. Malam tersebut adalah malam yang istimewa dan penuh keberkahan, di mana segala urusan yang bijaksana dijelaskan. 
 
Hal ini menunjukkan keagungan malam tersebut sebagai waktu turunnya Al-Quran dan pentingnya memahami nilai serta pesan yang terkandung dalam wahyu tersebut. Ayat-ayat ini juga menggarisbawahi bahwa Al-Quran adalah petunjuk bagi umat manusia dan bahwa Allah SWT memberikan peringatan melalui Al-Quran.
 
3. Surah Al-Baqarah (2:185)
Ayat 185 dari Surah Al-Baqarah adalah sebagai berikut:
 
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ لِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ.
 
 
Ayat ini menjelaskan tentang kewajiban berpuasa selama bulan Ramadan serta pengecualian untuk orang yang sedang sakit atau dalam perjalanan. 
 
Ramadan adalah bulan di mana Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelasan mengenai petunjuk tersebut. 
 
Allah SWT menghendaki kemudahan bagi umat-Nya, oleh karena itu, orang yang tidak dapat berpuasa pada bulan Ramadan diberi kemungkinan untuk menggantinya pada hari-hari yang lain. 
 
 
Dalil-dalil Nuzulul Quran dari Hadis
 
1. Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim Menggambarkan peristiwa Nuzulul Quran, di mana Jibril pertama kali menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad.
 
Aisyah radhiyallahu 'anha yang menyatakan bahwa awal mula wahyu datang kepada Nabi Muhammad adalah melalui mimpi yang benar dan jelas, kemudian wahyu turun secara langsung. 
 
Meskipun tidak secara eksplisit menyebutkan Jibril, namun hadis ini memberikan gambaran tentang proses awal turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad.
 
2. Hadis Riwayat Ibnu Abbas Mengonfirmasi bahwa penurunan pertama wahyu terjadi di Gua Hira pada bulan Ramadan.
 
Riwayat tersebut dijelaskan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, dua koleksi hadis paling otentik dalam Islam. Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma meriwayatkan:
 
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ
 
Artinya: "Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma, dia berkata: 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah yang paling dermawan di antara manusia dalam berbuat kebaikan, dan dia lebih dermawan lagi pada bulan Ramadan ketika Jibril menemuinya. Jibril menemuinya pada setiap malam di bulan Ramadan untuk mendiskusikan Al-Qur'an dengan beliau.'" (Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim).
 
 
4. Hadis Riwayat Abu Hurairah Menyatakan bahwa Nabi Muhammad mengalami pengalaman pertamanya dengan wahyu di bulan Ramadan.
 
Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya:
 
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَزِلُ أَهْلَهُ فِي الْغَارِ حَتَّى يُنَزِّلَ عَلَيْهِ الْوَحْيُ فَيَأْتِيهِ الْغَارَ لِيَخْتَلِسَ النَّظَرَةَ فِي مُوْجِبِ الْبَصَرِ
Artinya: "Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasanya mengasingkan diri di Gua Hira sehingga wahyu diturunkan kepadanya. Saya akan datang kepadanya di gua dan berdiri di dekat pintu untuk mencuri pandangan pada wajahnya." (Shahih al-Bukhari)
 
 
Dengan demikian, hadis ini memberikan konfirmasi bahwa pengalaman pertama Nabi Muhammad dengan wahyu terjadi di bulan Ramadan, yang menambah keyakinan umat Islam tentang keistimewaan bulan ini dalam sejarah Islam.
 
Nuzulul Quran adalah momen penting dalam sejarah Islam yang mengingatkan umat Muslim akan penurunan pertama Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini tidak hanya memiliki makna sejarah yang besar, tetapi juga memberikan pelajaran dan pedoman bagi umat manusia dalam setiap zaman.***

Editor: Bayu Kurniya Sandi

Sumber: NU Online


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x