Menjadi Salah Satu Bulan yang Mulia dalam Islam, Inilah Keutamaan di Bulan Rajab

- 24 Januari 2023, 12:11 WIB
Ilustrasi Keutamaan di Bulan Rajab
Ilustrasi Keutamaan di Bulan Rajab /PIXABAY/mohamed_hassan

ZONABANTEN.com – Rajab adalah bulan ke tujuh dalam kalender Hijriyah dan merupakan 2 bulan sebelum Ramadhan. Kata Rajab sendiri memiliki makna yaitu “keagungan atau mulia”.

Sejarah bulan Rajab telah mencatat berbagai peristiwa penting bagi umat Islam. Bahkan sebelum Islam, bulan Rajab menjadi bulan yang dimuliakan pada peradaban tersebut. Salah satu kemuliaannya adalah bulan Rajab menjadi bulan diharamkannya pertumpahan darah.

Abu Nashr al-Farabi dalam kitab Al-Shihah Taaj Al-Lughah menjelaskan: “Rajab artinya mulia, aku merajabkan sesuatu yakni memuliakannya dan mengagungkannya, dan sesuatu itu mulia. Dan karena itulah rajab dinamakan rajab; karena memang orang-orang terdahulu di zaman jahiliyah memuliakan bulan tersebut dan tidak menghalalkan peperangan”.

Ketika memasuki bulan Rajab, banyak umat Islam yang berdoa dengan salah satu doa yang populer yaitu “allahumma bariklana fi rajaba wa sya'bana wa ballighna ramadhana”.

Baca Juga: 4 Amalan Utama di Bulan Rajab Selain Puasa, Nomor 3 Sudah Menjadi Tradisi

Yang artinya, Ya Allah berkahilah kami di dalam bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan. Dengan doa ini kita mengharap keberkahan di bulan Rajab dan Sya'ban, serta diberi kesempatan untuk menjumpai bulan Ramadhan.

Pada hari pertama hingga hari ke 27 bulan Rajab umat Islam disunnahkan untuk berpuasa.

Pada prinsipnya puasa sunnah dianjurkan untuk dilaksanakan sebanyak mungkin mengingat hakikat puasa adalah syarat keutamaan lahir dan batin. Teristimewa pula puasa yang diperintahkan Rasulullah SAW seperti puasa Rajab, maka anjuran agama semakin kuat.

Karenanya agama Islam tidak akan menghalangi pemeluknya yang ingin mengejar banyak keutamaan melalui puasa selain pada hari tasyrik. Hari Tasyrik menurut ahli bahasa dan ahli fikih adalah tiga hari setelah Hari Raya Idul Adha (nahar) yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Dinamakan tasyrik karena di hari-hari tersebut daging-daging qurban didendeng (dipanaskan di bawah terik matahari).

Halaman:

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: NU


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x