Puasa Asyura Tanggal 10 Muharram Ternyata Juga Dilakukan Umat Yahudi, Gus Baha Jelaskan Sejarahnya Begini

- 19 Juli 2022, 17:34 WIB
K.H Ahmad Bahaudin Nursalim atau Gus Baha
K.H Ahmad Bahaudin Nursalim atau Gus Baha /tangkapan layar akun YouTube @Dakwah Digital/

ZONABANTEN.com –Terjadi berbagai peristiwa saat hari asyura yang bertepatan pada 10 Muharam.

Peristiwa di bulan Muharram tepatnya hari Asyura meliputi kisah nabi, dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad bahkan juga hari yang begitu menyedihkan yakni tregedi karbala.

Maka dari itu, disunnahkan melakukan puasa Asyura di bulan Muharram.

Baca Juga: Tips dan Ramuan Ampuh Atasi Kesemutan Oleh dr Zaidul Akbar

K.H Ahmad Bahaudin Nursalim  atau yang lebih dikenal sebagai Gus Baha menjelaskan secara singkat sejarah awal puasa Asyura yang dilakukan umat muslim di bulan Muharram.

Dikutip ZONABANTEN.com dari dari kanal Youtube Muha Moch yang diunggah pada 19 Agustus 2020, berikut penjelasannya.

Puasa Asyura adalah ibadah sunnah yang yang dilaksanakan setiap tanggal 10 di bulan Muharram.

Selain umat Muslim, ibadah di hari Asyura juga dilaksanakan oleh umat Yahudi.

Umat Yahudi melaksanakan puasa di tanggal 10 Muharram untuk memberi penghormatan kepada Nabi Musa AS.

Baca Juga: Bagaimana Jika Sertifikat Pelatihan Kartu Prakerja Belum Muncul? Lakukan Cara Ini dan Pastikan Datanya Sesuai

Gus Baha juga memberikan penjelasan terkait perbedaan puasa Asyura umat Islam dengan umat Yahudi.

Gus Baha menjelaskan bahwa puasa sunnah Asyura bermula ketika Nabi Muhammad SAW mengetahui para tetangganya yang merupakan umat Yahudi melaksanakan puasa di tanggal 10 Muharram.

Nabi Muhammad SAW kemudian bertanya kepada tetangganya umat Yahudi tentang alasan mereka berpuasa di tanggal tersebut.

Mereka kemudian menjawab bahwa puasa tersebut dilaksanakan karena tanggal 10 Muharram merupakan momentum penting bagi mereka.

Momentum yang dimaksud adalah saat Nabi Musa AS diselamatkan dari kejaran tentara Firaun.

Momentum tersebut kemudian berakhir pada pertistiwa Nabi Musa AS mengalahkan Firaun.

Setelah Nabi Muhammad SAW bertanya, lalu beliau berkata kepada para sahabatnya bahwa yang lebih berhak menghormati Nabi Musa AS itu sebenarnya adalah umat Islam.

Terlebih lagi, ajaran yang dianut oleh umat Yahudi pada masa itu dianggap telah melenceng dari ajaran Nabi Musa AS.

Baca Juga: Elkan Baggott dan Asnawi Mangkualam Starter, Tokyo Verdy Tunda Laga Kontra Tokushima Vortis, Pratama Arhan...

Dari sini lah awal umat Islam disunnahkan untuk melaksanakan puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram.

Artinya Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa yang lebih berhak untuk memberi penghormatan Nabi Musa AS itu adalah umat Islam, bukan umat Yahudi.

Agar tidak sama seperti umat Yahudi, umat Islam disunnahkan untuk melakukan puasa selama dua hari berurutan, yakni 9 dan 10 Muharram atau puasa Tasu'a dan Asyura.

Gus Baha juga menjelaskan bahwa sejarah awal puasa Asyura mempunyai hikmah yang menunjukkan bahwa ajaran Nabi Muhammad SAW mempunyai kesinambungan dengan nabi-nabi terdahulu.

Baca Juga: Bagaimana Jika Sertifikat Pelatihan Kartu Prakerja Belum Muncul? Lakukan Cara Ini dan Pastikan Datanya Sesuai

Dalam konteks puasa Asyura ini, ajaran Nabi Muhammad SAW bersambung dengan ajaran Nabi Musa AS.

Gus Baha menambahkan dalam penjelasannya yakni ciri keimanan umat Islam tidak membeda-bedakan antara rasul dengan rasul yang lain, yang tertuang dalam surat al-Baqarah ayat 285.

Informasi Menarik lainnya KLIK DISINI***

Editor: Rahman Wahid

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x