Tragedi Karbala, Kisah Menyedihkan Terbunuhnya Cucu Nabi Muhammad di Bulan Muharram

- 16 Juli 2022, 17:15 WIB
Ilustrasi Tragedi Karbala
Ilustrasi Tragedi Karbala /public domain/

Golongan yang kemudian mengundang Husain bin Ali untuk berlindung dengan mereka, berjanji untuk memproklamirkannya sebagai khalifah di sana.

Golongan tersebut kemudian dikenal dengan istilah Kaum Syiah.

Ketika Yazid mengetahui sikap pemberontak Syiah di Kūfah, dia mengirim Ubaidillah, gubernur Basrah, untuk memulihkan ketertiban.

Ubaidillah kemudian memanggil kepala suku, membuat mereka bertanggung jawab atas perilaku rakyat mereka, dan mengancam pembalasan kemudian merencanakan sesuatu yang besar.

Ketika Husein bin Ali berangkat dari Mekah bersama keluarga dan para pengikutnya berharap diterima dengan antusias oleh warga Kufah.

Namun, setibanya di Karbala, sebelah barat Sungai Efrat, pada tanggal 10 Muharram, ia dihadang oleh pasukan besar yang berjumlah kira-kira 4.000 orang yang dikirim oleh Ubayd Allāh dan di bawah komando Umar ibn Saʿd, putra pendiri Kūfah.

Husein bin Ali dan pengiringnya yang hanya berjumlah 72 prajurit, tetap memberikan pertempuran, dengan sia-sia mengandalkan bantuan yang dijanjikan dari Kufah.

Dia dan hampir semua keluarga dan pengikutnya akhirnya terbunuh di Karbala.

Jenazah Husein bin Ali kemudian dimutilasi.

Sedangkan para wanita yang menemani Husein bin Ali termasuk setidaknya salah satu istrinya, saudara perempuannya Zainab, dan anak-anaknya yang masih hidup, dibawa ke Kūfah dan kemudian melintasi padang pasir ke tempat Yazid di Damaskus.

Halaman:

Editor: Rahman Wahid

Sumber: Muslim Kita


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah