KHUTBAH JUMAT Singkat Usai Bulan Puasa dan Memasuki Bulan Syawal: Ambisi Setan Setelah Ramadhan

- 6 Mei 2022, 09:51 WIB
Berikut naskah khutbah jumat yang singkat Usai Bulan Puasa dan Memasuki Bulan Syawal : tentang ambisi setan setelah bulan Ramadhan
Berikut naskah khutbah jumat yang singkat Usai Bulan Puasa dan Memasuki Bulan Syawal : tentang ambisi setan setelah bulan Ramadhan /Xusenru/pixabay.com

ZONABANTEN.com - Berikut teks khutbah Jumat yang akan membahas tentang ambisi setan setelah Ramadhan

Puasa satu bulan selama Ramadhan sudah dilewati umat Islam, dengan fakta itu maka bulan yang baru akan menyambut kita, yaitu bulan Syawal.

Sebagaimana yang sudah diketahui pada saat bulan suci Ramadhan para bangsa setan dikurung dan dibatasi oleh Allah SWT.

Baca Juga: Warga Miskin Digratiskan Meniduri Wanita Malam! Simak 4 Fakta Unik Tempat yang Dijuluki Surga Prostitusi

Namun jika bulan yang penuh berkah tersebut telah pergi meninggalkan kita, tentu setan akan kembali membawa ambisi buruk mereka kepada umat-umat manusia.

Lantas apakah ada cara agar kita bisa terhindar dari gangguan dan godaan para makhluk yang bisa membawa manusia pada hal negatif ?

Baca Juga: Naskah Khutbah Idul Fitri Terfavorit Sepanjang Masa, Judul Mengetuk Pintu Surga

Untuk lebih jelasnya berikut teks Khutbah Jumat yang bisa menjawab pertanyaan tersebut, berjudul Ambisi Setan Setelah Bulan Ramadhan yang dilansir ZONABANTEN.com dari laman ngaji.id

Khutbah Pertama Ambisi Setan Setelah Ramadhan

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Sebulan penuh kita berpuasa, di siang hari kita menjaga diri dari segala larangan-larangan orang yang berpuasa, yang halal-halal kita tinggalkan. Di malam hari kita tinggalkan tempat tidur kita, bahkan sebagian meninggalkan rumahnya untuk i’tikaf di rumah Allah. Apa yang dicari?

لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Kita mencari takwa… Allah berpesan, Allah berwasiat kepada orang-orang yang beriman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa...” (QS. Ali ‘Imran[3]: 102)

وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Bukan hanya di Ramadhan bertakwa, bukan hanya di masjid bertakwa, tapi proses ketakwaan kita jaga sampai mati dan kondisi Islam.

Ahibbati fillah.. Di bulan Ramadhan, pintu-pintu neraka ditutup, pintu-pintu surga dibuka, setan-setan dibelenggu. Kita percaya atau tidak? Orang-orang yang beriman atau orang-orang yang bertakwa, diantara sifat mereka adalah:

يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ

“Mereka beriman dengan yang ghaib.” (QS. Al-Baqarah[2]: 3)

Kita beriman dengan wujud setan dan kita beriman bahwa setan-setan dibelenggu. Bagaimana kisah setan menjadi pengganggu manusia? Bagaimana cerita iblis menjadi penggoda manusia yang akhirnya berhasil mengeluarkan Ayahanda dan ibunda kita dari surga Allah ‘Azza wa Jalla?

Setan itu bersumpah, setan mengatakan kepada Rabbul ‘Alamin, setan itu berdoa memohon kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan penuh keikhlasan dan Allah kabulkan doa setan. Ketika setan meminta:

فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

“Tangguhkan umurku sampai hari dibangkitkannya manusia.” (QS. Al-Hijr[15]: 36)

قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنظَرِينَ

“Allah berfirman: ‘Iya, engkau termasuk orang-orang yang ditangguhkan.'” (QS. Al-Hijr[15]: 37) Lalu apa yang hendak setan lakukan?

قَالَ لأَتَّخِذَنَّ مِنْ عِبَادِكَ نَصِيبًا مَفْرُوضًا

“Aku akan mengambil bagian tertentu dari hamba-hambaMu untuk disesatkan.” (QS. An-Nisa'[4]: 118)

Setan sakit hati dengan Adam ‘Alaihis Salam. Dan sakit hati setan itu menurun sampai ke anak-cucu Adam. Maka kita jangan seperti setan, tatkala sakit hati sama orang tuanya, sampai kepada anaknya pun kita sakit hati. Tidak, itu sifat iblis. Lalu setan berkata:

وَلَأُضِلَّنَّهُمْ وَلَأُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ آذَانَ الْأَنْعَامِ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللَّهِ ۚ وَمَن يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيًّا مِّن دُونِ اللَّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُّبِينًا

“Aku akan menyesatkan mereka, aku akan berikan angan-angan kosong kepada manusia, aku akan perintahkan kepada manusia agar mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, aku akan perintahkan kepada mereka agar mereka merubah ciptaan Allah ‘Azza wa Jalla… Dan barangsiapa yang menjadikan setan sebagai pelindung/kawan baginya, maka dia adalah orang yang merugi dengan kerugian yang nyata.” (QS. An-Nisa'[4]: 119)

Ahibbati fillah..

Allah menjelaskan bahwa janji-janji setan, angan-angan yang ditebarkan setan itu:

وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُورًا

“Tipuan belaka !” (QS. An-Nisa'[4]: 120)

Bayangkan setan yang seperti ini, yang kemarin dibelenggu di bulan Ramadhan sekarang dilepas. Selama bulan Ramadhan setan tetap berusaha untuk menggoda manusia, jangan dipikirkan dia istirahat, dia tetap berambisi untuk menyesatkan kita. Seperti orang yang dipenjara dan berulang kali meminta keluar, dia ketuk-ketuk terlaris besi, kemudian dibukakan. Apa yang terjadi? Maka dia semakin menggila, dia semakin mengganas.

Tapi Alhamdulillah di bulan Ramadhan Allah berikan kepada kita tameng, Allah berikan kepada kita bekal yang cukup untuk menghadapi setan. Mau tidak mau kenyataan itu harus dihadapi, setan yang penggoda harus kita hadapi, kita tidak bisa lari dari godaan setan, tapi kita bisa menyelamatkan diri dari godaan setan. Ini yang perlu kita bicarakan saat ini.

Bagaimana cara kita bersama, bagaimana anak-anak kita, bagaimana keluarga kita di dunia yang setannya berkeliaran bisa selamat dari godaan setan?

Yang pertama, yang harus kita lakukan adalah bergantung kepada Allah ‘Azza wa Jalla, menyerahkan semuanya kepada Allah. Allah mengatakan:

إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Setan tidak punya kekuasaan untuk menyesatkan orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Allah Azza wa Jalla.” (QS. An-Nisa'[4]: 120)

Serahkan semuanya kepada Allah, yakin: “Hanya Engkau Ya Allah yang dapat menyelamatkan aku dari godaan-godaan setan.” 

Tatkala bisikan-bisikan itu datang, tatkala angan-angan palsu ditiupkan oleh setan, apa yang harus dilakukan oleh kita? Apakah mengikuti angan-angan kita, larut dalam dunia yang bakal kita tinggalkan, akhirnya kita seperti Nabi Adam ‘Alihis Salam. Padahal Allah mengatakan:

يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ…

“Wahai anak-anak Adam, jangan sampai engkau tergoda oleh setan sebagaimana setan telah berhasil mengeluarkan Bapak dan Ibunda kalian dari surga Allah ‘Azza wa Jalla...” (QS. Al-A’raf[7]: 27) Jangan di ikuti bisikan-bisikan itu !! Apa yang dibisikkan setan kepada Nabi Adam dan Hawa?

هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلَىٰ

“Engkau mau atau tidak aku tunjukkan pohon keabadian, kerajaan yang tidak ada fananya?” (QS. Tha Ha[20]: 120) Padahal perkataan setan itu bohong, Allah ingatkan kita. Maka tatkala bisikan itu datang, katakan:

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

“Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.”

Tatkala datang godaan setan, pikiran-pikiran buruk untuk berbuat dosa, dan pintarnya setan adalah dia memerintahkan kita berbuat dosa dan dia memberikan angan-angan kepada kita nanti engkau bertaubat, tenang Allah Maha Pengampun, lihat ada orang-orang yang seumur hidupnya berbuat dosa dan di akhir hayatnya bertaubat. Itu bisikan setan, ketika itu datang katakan:

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

“Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.”

Yang kedua, agar kita terjaga dari godaan setan disaat setan berkeliaran adalah menjaga syariat Allah ‘Azza wa Jalla, menjaga perintah-perintah Allah, laksanakan walaupun sedikit apa yang kita laksanakan di bulan Ramadhan dari ibadah-ibadah.

Jaga ibadah.. Disaat setan dibelenggu kita shalat malam sebelas rakaat, kita shalat malam 23 rakaat, disaat setan dilepas kita tidak shalat malam. Apa kata ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anhu tentang Nabi kita Muhammad ‘Alaihish Shalatu was Salam? Shalat malam beliau di Ramadhan dan di luar adalah tetap, beliau tidak menambah sebelas rakaat.

Bukan akhirnya kita berhenti shalat malam, berhenti baca Qur’an, berhenti menundukkan pandangan. Yang kemarin handphone-nya disimpan selama Ramadhan, ketika dibuka kembali tidak dijaga pandangan matanya. Engkau buka jendela-jendela setan untuk masuk ke hati kita.

Jaga perintah Allah, jauhi laranganNya. Kata Nabi ‘Alihish Shalatu was Salam memberikan wasiat kepada Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma:

يَا غُلاَمُ إِنّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ

“Wahai bocah, aku akan ajarkan kepadamu beberapa kalimat.”

احْفَظِ اللهَ يَحفَظْكَ

“Jagalah Allah, Allah akan menjagamu.”

Kita kalau ingin dijaga, selamat dari petaka, dari musibah, dari covid-19, dari segalanya, jaga Allah ‘Azza wa Jalla. Juga dijaga dari setan, jagalah Allah ‘Azza wa Jalla.

Bagaimana Allah Jalla jalaluhu menjaga Nabi Yusuf ‘Alihis Salam disaat godaan wanita begitu dahsyatnya, sampai timbul keinginan di diri Nabi Yusuf ‘Alihis ‘Alaihis Salam. Ketika Zulaikha Imroatul ‘Azis mengatakan: “Ayo, mau kemana engkau?” Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam berkata:

قَالَ مَعَاذَ اللَّهِ

“Aku berlindung kepada Allah ‘Azza wa Jalla.” (QS. Yusuf[12]: 23)

وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ ۖ وَهَمَّ بِهَا…

“Ketika Zulaikha sudah ber-himmah dengan Yusuf dan Nabi Yusuf juga sudah ada himmah...” (QS. Yusuf[12]: 24)

Bagaimana Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam bisa selamat? Allah Jalla Jalaluhu yang menyelamatkan beliau. Nabi Yusuf dijaga oleh Allah.

Maka jagalah Allah, persempit jalur godaan setan dengan berpuasa, jangan wisata kuliner sana-sini lagi. Kata Nabi ‘Alaihis Shalatu was Salam:

فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِيْ مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ

“Sebab setan itu mengalir dalam diri manusia mengikuti aliran darah.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Baca Juga: Naskah Khutbah Idul Fitri dengan Tema Kuatkan Iman untuk Meningkatkan Imun, Cocok di Masa Pandemi Covid-19

Maka persempitlah dia dengan puasa. Ada puasa enam syawal, selesaikan puasa itu. Lalu lanjut dengan puasa tiga hari setiap bulan, lanjut nanti bertemu bulan Dzulhijjah ada puasa Arafah, ada puasa awal Dzulhijjah. Terus kita berjuang karena setan tidak berhenti menyesatkan kita. Bahkan kata Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam:

قِيْلُوْا فَإِنَّ الشَّيَاطِيْنَ لاَ تَقِيْلُ

“Kalian istirahat di siang hari (jangan hanya mencari dunia tanpa istirahat), setan itu tidak pernah tidur siang (setan full menggoda manusia).” (Lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 1647)

اقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم، ولسائر للمؤمنين والمؤمنات، فاستغفروه، انه هو الغفور الرحيم

Khutbah kedua Tentang Ambisi Setan Setelah Ramadhan

الحمد لله وكفى والصلاة والسلام على النبى المصطفى سيدنا ومولانا وشفيعنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين

اما بعد

Ahibbati fillah..

Di antara cara menjaga diri kita dari godaan setan yang terkutuk adalah dengan berdzikir, dengan mengingat Allah ‘Azza wa Jalla. Semua bentuk dzikir, mulai dengan menjaga Bismillah. Ketika seorang masuk rumahnya membaca Bismillah, maka setan tidak bisa ikut masuk. Ketika seorang makan membaca Bismillah, setan tidak bisa ikut makan. Ketika seorang suami mendatangi istrinya lalu dia katakan:

بِاسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

“Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rizki yang Engkau anugerahkan kepada kami.”

Maka setan tidak bisa ikut. Ketika engkau membuka baju dan telanjang membaca Bismillah, setan tidak bisa melihat auratmu. Maka jaga Bismillah. Ketika engkau keluar rumah membaca:

بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ

“Dengan nama Allah (aku keluar). Aku bertawakal kepadaNya, tiada daya dan upaya kecuali karena pertolongan Allah.”

Maka setan langsung langsung menyingkir dari jalan kita. Allah menjaga kita. Ketika seorang sebelum tidur membaca ayat kursi, Allah akan menjaganya. Ketika dia membaca dua ayat terakhir di surat Al-Baqarah, Allah akan menjaganya.

Dan nasihat terakhir, ketika seorang sahabat datang kepada Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam mengeluhkan banyaknya ajaran Islam, dia bingung mana yang bisa dia pegang, dia ingin istiqomah dalam satu amalan. Maka kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

“Engkau jaga lisanmu senantiasa basah mengingat Allah ‘Azza wa Jalla.” Termasuk ketika keluar dari masjid ini setelah selesai shalat jumat. Banyak orang mengingat Allah di masjid, berdzikir di masjid, masyaAllah itu satu hal yang baik. Tapi kata Allah:

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِن فَضْلِ اللَّهِ …

“Setelah selesai shalat silahkan kalian bertebaran dimuka bumi ini, cari karunia Allah ‘Azza wa Jalla, kerja…”

وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Perbanyak mengingat Allah di luar masjid sana...” (QS. Al-Jumu’ah[62]: 10)

Jama’ah rahimakumullah..

Baca Juga: Tamu Bebas Meniduri Istri Pemilik Rumah, Inilah 9 Fakta Menarik Tempat yang Dijuluki Sebagai Pemula Peradaban

Hari ini adalah hari yang paling mulia sepanjang pekan, yaumul jumah. Perbanyak shalawat buat Nabi kita Muhammad ‘Alaihish shalatu was Salam. Kita mengaku cinta kepada Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam, tapi terkadang cinta itu pudar dengan kecintaan kita kepada dunia. Terkadang cinta itu terus berkurang dan berkurang karena kita jarang mengingat Nabi Muhammad ‘Alihis Shalatu was Salam dan bershalawat kepadanya. ***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Ngaji.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x