Satu pelajaran utama dari peristiwa itu, adalah bahwa ruang dan waktu yang terikat oleh hukum alam bagi manusia, tidak begitu terikat pada Allah.
Pada malam itu Nabi Muhammad menjembatani ruang dan waktu dan dunia ini, melakukan perjalanan ke surga atas kehendak Allah.
Bagi umat Islam, tidak ada perayaan, puasa, atau doa khusus untuk memperingati Isra dan Miraj.
Tidak ada keraguan bahwa Al-Isra (perjalanan malam) diikuti oleh Al-Miraj (kenaikan surga) adalah salah satu mukjizat dalam kehidupan Nabi kita Muhammad (damai dan berkah besertanya).
Menurut pandangan yang paling diterima, itu terjadi pada tanggal 27 Rajab, bulan ketujuh dalam penanggalan Hijriah, pada tahun kesepuluh kenabian Muhammad.
Baca Juga: Memilukan! Inilah Foto Anak-Anak Ukraina yang Tewas dalam Perang Rusia
Peristiwa Isra Miraj
Sebagaimana dalam hadis, bahwa Rasulullah dibawa dari Masjidil Haram di Makkah ke masjid terjauh, Masjidil Aqsa di Yerusalem, Palestina.
Keberangkatan Nabi Muhammad saw pada malam itu ditemani malaikat Jibril bersama makhluk yang disebut Buraq.
Di sanalah, Nabi Muhammad memimpin salat berjemaah bersama para nabi Allah.