Network
ZONABANTEN.com - Ramalan merupakan sesuatu yang sangat menarik bagi kebanyakan orang, karena darinya kita bisa tahu apa yang akan terjadi di masa depan.
Ada orang yang benar-benar percaya ramalan, ada juga yang sekadar menganggapnya sebagai hiburan. Namun tak jarang yang menentangnya dengan keras karena dianggap syirik.
Ramalan sendiri ada bermacam-macam jenisnya. Ada ramalan yang menggunakan kartu, garis tangan, weton, mimpi, hingga astrologi, dan banyak lainnya.
Sebagai umat Islam, bolehkan kita percaya ramalan? Atau bolehkah kita sekadar menganggapnya sebagai hiburan, percaya yang baik dan sangkal yang buruk?
Menurut Habib Quraish Shihab, ramalan sangat erat kaitannya dengan sesuatu yang tidak nyata atau gaib. Gaib sendiri bisa dibagi dua, yaitu gaib mutlak dan gaib nisbi.
Baca Juga: Kapolri Sebut Polisi Netral dalam Tangani Konflik Sosial di Masyarakat
Gaib mutlak artinya hanya Tuhan yang tahu. Contohnya mengenai hari kiamat, hanya Tuhan yang tahu kapan kiamat akan terjadi.
Untuk segala jenis ramalan yang berkaitan dengan gaib mutlak, Habib Quraish Shihab dengan tegas mengatakan kita tidak boleh percaya.
Kemudian ada gaib nisbi yang sifatnya lebih relatif. Misalkan si A tahu mengenai suatu hal yang tidak diketahui si B. Maka itu bisa disebut sebagai gaib nisbi, gaib bagi si B, namun tidak bagi si A.
Contoh lainnya adalah bahwa kita tahu mengenai hari ini, namun tidak dengan besok. Maka ‘besok’ menjadi sesuatu yang gaib bagi kita.
