Makna Buah Khuldi Akhirnya Terkuak, Ternyata Tidak Seperti yang Diduga

- 18 Desember 2021, 15:20 WIB
Makna Buah Khuldi Akhirnya Terkuak, Ternyata Tidak Seperti yang Diduga
Makna Buah Khuldi Akhirnya Terkuak, Ternyata Tidak Seperti yang Diduga /pixabay.com/dodo71

ZONABANTEN.com - Buah Khuldi umumnya diyakini sebagai jenis makanan terlarang yang menyebabkan Nabi Adam dan Siti Hawa terusir dari surga.

Kedua insan tersebut telah memakan buah Khuldi karena tergoda bujuk rayu setan, sehingga tanpa sadar telah melanggar larangan Tuhan.

Tentu tidak sedikit yang penasaran, seperti apakah buah Khuldi yang telah menyebabkan manusia bisa terbuai olehnya.

Baca Juga: Bisa Jadi Investasi Menggiurkan, Begini Cara Beli Tanah Virtual dengan Mudah

Buya Syakur Yasin menjelaskan, ada beberapa pendapat tentang buah Khuldi, ada yang menyebutnya seperti sejenis anggur atau kurma.

Namun Buya Syakur Yasin memberikan pandangan lain, bahwa Khuldi itu bukanlah sejenis buah-buahan atau makanan, melainkan hanya sebuah perumpamaan saja.

"Masuk akal tidak, jika buah Khuldi itu betul-betul buah, mana ada buah bisa buat kita lupa ingatan, lupa segala-galanya?, sehingga surga yang penuh kenikmatan bisa terlupakan hanya karena sepotong buah yang gak ada artinya?", kata Buya Syakur Yasin.

Baca Juga: 5 Ide Nembak Cewek Idaman di Tahun Baru 2022

Seorang manusia biasanya bisa tergoda oleh sesuatu yang lebih menarik baginya, sementara Adam dan Hawa ketika itu sudah berada dalam surga yang penuh kenikmatan.

Untuk itu Buya Syakur Yasin menjelaskan, dalam riwayat diceritakan Adam dan Hawa setelah makan buah Khuldi keduanya kemudian mencari pakaiannya masing-masing.

"Mereka memakan buah itu dalam keadaan telanjang, pertanyaannya, laki-laki telanjang dan perempuan telanjang, makan apa?", tanya Buya Syakur.

Menurutnya, ungkapan buah Khuldi itu mengarah kepada hubungan seksual, namun dalam hal ini Tuhan menggunakan kalimat yang halus berupa perumpamaan.

Baca Juga: Mudah! Dekorasikan Pohon Natal dengan 5 Tema Ini

Kita sendiri kata Buya Syakur Yasin, dalam kehidupan sehari-hari sering mendidik anak untuk menggunakan kata yang lebih santun untuk mengungkapkan suatu hal.

Seperti kata kencing diganti dengan buang air kecil, demikian juga dengan ungkapan lain harus disampaikan dengan bahasa yang santun.

Tuhan menggunakan kalimat "wa la taqraba hadzihi syajarah" (Jangan engkau dekati pohon ini) adalah sebagai sebuah perumpamaan saja, karena kata "syajarah" (pohon) disini merujuk ke "syajaratul anshab", yakni pohon keturunan.

Baca Juga: Wow, Han So Hee Jadi Selebriti Teratas yang Ingin Dilihat Langsung Oleh Sesama Selebriti

Dengan demikian, bentuk larangan sesungguhnya dalam hal ini adalah Adam dan Hawa dilarang memperturutkan nafsunya untuk berhubungan seksual, sehingga lupa akan Tuhannya.

Karena itulah keduanya kemudian terusir dan tidak bisa merasakan lagi kenikmatan yang diberikan Tuhan di surga.

Kisah ini memberikan pelajaran hidup yang amat berarti, bahwa salah satu tantangan terbesar bagi manusia adalah mengalahkan Hawa nafsunya sendiri.

Baca Juga: SHINee dan Penggemar Peringati 4 Tahun Meninggalnya Jonghyun

Manusia sering terpedaya dengan kenikmatan nafsu sesaat, hingga kemudian harus kehilangan kenikmatan abadi dari sisi Tuhan yang ada dalam surga. ***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: YouTube KH Buya Syakur Yasin MA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x