Makna Fastabiqul Khairat yang Sebenarnya

- 7 Desember 2021, 13:49 WIB
Makna Fastabiqul Khairat yang Sebenarnya
Makna Fastabiqul Khairat yang Sebenarnya /Gladson Xavier/Pexels

ZONABANTEN.com - Islam merupakan agama yang mencerahkan. Sejak agama ini diwahyukan kepada Nabi Muhammad s.a.w islam ditugaskan sebagai pemberi solusi bagi permasalahan-permasalahan yang timbul di Arab waktu itu seperti, permasalahan ketauhidan, kesetaraan gender, sosial, politik dan budaya.

Maka dari itu islam disebutkan dalam Al qur’an sebagai agama yang mencerahkan dan umat muslim harus menjadi golongan yang tercerahkan.

Ketika umat islam kembali ingin menguasai peradaban dan menjadi tonggak peradaban dunia, umat muslim harus disadarkan kembali.

Dengan adanya rausyanfikr atau ulil albab inilah salah satu cara yang dapat mewujudkan cita-cita tersebut yaitu menjadi umat terbaik.

Baca Juga: Islam Agama Paripurna dan Progresif

Banyak di kalangan islam sendiri yang menurut penulis berfikir sangat tidak berdasarkan referensi dan landasan apapun dalam berfikir memaknai umat diluar umat muslim.

Sehingga sampailah pada satu titik umat islam saling berlawanan satu sama lain yang hanya menjadi bahan tertawa ajaran agama lain.

Terlalu mudahnya menilai seseorang adalah kafir dan hanya dirinya atau golongannya yang masuk ke surga Allah.

Hal-hal seperti ini yang pada akhirnya dapat menutup pikiran umat muslim dalam berfikir dan berani beradu argumen karena hal-hal negatif yang bagi penulis disebut thogut-thogut itu telah menutupi secara utuh isi kepala sehingga muncul hanya golongan tertentu yang terbaik dan mendapat balasan baik pula dari Allah.

Al Qur’an dan Sunnah mewajibkan kepada umat muslim untuk mengejar, mempelajari ilmu pengetahuan.

Islam tidak anti dengan ilmu pengetahuan (filsafat, teknologi, kesehatan, algoritma, dsb).

Ketika umat muslim mengejar ilmu maka akan didapat kearifan, kebijaksanaan, dan dalam Al Qur’an sudah disampaikan bahwa bagi orang-orang yang mengejar ilmu maka akan ditinggikan derajatnya beberapa derajat.

Baca Juga: Sebisa Mungkin Jangan LDR-an, Kenapa? Ini Penjelasannya!

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“....niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Mujadilah: 11).

Cara agar menjadi khalifah yang sebenarnya dan menjadi umat terbaik di muka bumi Al Quran menjelaskannya dalam surah Al baqarah: 148.

وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah: 148).

Ketika seseorang ingin bercita-cita menjadi umat terbaik, secara naluri akan melakukan hal terbaik.

Dalam surah al baqarah: 148 di atas menjelaskan berlomba-lomba dalam kebaikan. Sebenarnya tidak hanya berlomba dalam kebaikan saja.

Kata dasar dari fastabiqul khairat itu mengandung makna berlomba menjadi yang terdepan dalam setiap hal kebaikan dan kebenaran, sehingga apa yang dicitakan menjadi umat terbaik akan terwujud.

Maka dari itu, umat muslim perlu kembali memahami sejarah perjuangan islam sejak awalnya agar perjuangan yang dicitakan dapat terwujud secara menyeluruh.

Baca Juga: Berinfaklah Secara Cerdas, Kebaikan Pasti Akan Kau Dapatkan

Keterpurukan dan keterpukauan secara tidak kritis terhadap aliran tertentu, klasik atau modern, hanya akan menimbulkan kebanggaan semu di kalangan umat islam. Ini adalah kecelakaan intelektual dramatis yang harus dihindari.

Dari pada itu, diperlukannya pemikiran-pemikiran yang radikal dan kreatif kembali dari umat muslim.

Ketika suatu saat apabila datang waktunya menghadap Allah swt untuk mempertanggungjawabkan tugas kekhalifahan kita di bumi, kita telah sampai pada puncak derajat yang sangat tinggi, yaitu husnul-khatimah.***

sumber artikel:

Islam Pedoman Ilmu Pengetahuan dan Kesehatan Masyarakat karangan M. Chamim T.K.

Editor: Rizki Ramadhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x