Tragedi Karbala, Kisah Menyedihkan Terbunuhnya Cucu Nabi Muhammad di Bulan Muharram

16 Juli 2022, 17:15 WIB
Ilustrasi Tragedi Karbala /public domain/

ZONABANTEN.com - Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Islam.

Banyak peristiwa yang terjadi pada bulan Muharram dalam sejarah Islam.

Salah satu peristiwa yang terjadi bulan Muharram adalah tragedi Karbala. Peristiwa memilukan yang merenggut nyawa Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Genshin Impact: Peringkat Anggota Fatui Harbingers Terlemah Hingga Terkuat, Siapa Saja?

Tragedi Karbala terjadi pada 10 Muharram 61 H atau tepatnya pada 10 Oktober 618 M.

Lalu, bagaimana tragedi Karbala bisa terjadi? Dikutip ZONABANTEN.com dari MUSLIMKITA.com dengan artikel berjudul Pertempuran Karbala, Sebuah Kisah Pilu di Bulan Muharram dan Pembantaian Husain Bin Ali Bin Abi Thalib, begini kisahnya.

Pertempuran Karbala membantu mengamankan posisi Dinasti Umayyah dalam  perpolitikan.

Namun, bagi penganut Syiah, tanggal 10 Muḥarram menjadi hari suci tahunan berkabung publik.

Yazid I menggantikan ayahnya, Muawiyah I atau Muawiyah bin Abu Sufyan, menjadi khalifah Dinasti Umayyah pada musim semi tahun 680.

Di kota Kufah (Irak), mereka yang mempertahankan kepemimpinan komunitas Muslim (ummah) dibawah kepemimpinan Ali bin Abi Thalib dan keturunannya.

Golongan yang kemudian mengundang Husain bin Ali untuk berlindung dengan mereka, berjanji untuk memproklamirkannya sebagai khalifah di sana.

Golongan tersebut kemudian dikenal dengan istilah Kaum Syiah.

Ketika Yazid mengetahui sikap pemberontak Syiah di Kūfah, dia mengirim Ubaidillah, gubernur Basrah, untuk memulihkan ketertiban.

Ubaidillah kemudian memanggil kepala suku, membuat mereka bertanggung jawab atas perilaku rakyat mereka, dan mengancam pembalasan kemudian merencanakan sesuatu yang besar.

Ketika Husein bin Ali berangkat dari Mekah bersama keluarga dan para pengikutnya berharap diterima dengan antusias oleh warga Kufah.

Namun, setibanya di Karbala, sebelah barat Sungai Efrat, pada tanggal 10 Muharram, ia dihadang oleh pasukan besar yang berjumlah kira-kira 4.000 orang yang dikirim oleh Ubayd Allāh dan di bawah komando Umar ibn Saʿd, putra pendiri Kūfah.

Husein bin Ali dan pengiringnya yang hanya berjumlah 72 prajurit, tetap memberikan pertempuran, dengan sia-sia mengandalkan bantuan yang dijanjikan dari Kufah.

Dia dan hampir semua keluarga dan pengikutnya akhirnya terbunuh di Karbala.

Jenazah Husein bin Ali kemudian dimutilasi.

Sedangkan para wanita yang menemani Husein bin Ali termasuk setidaknya salah satu istrinya, saudara perempuannya Zainab, dan anak-anaknya yang masih hidup, dibawa ke Kūfah dan kemudian melintasi padang pasir ke tempat Yazid di Damaskus.

Dia meninggal pada tahun 681.

Syiah berpendapat bahwa dia dimakamkan di Damaskus, dan makamnya dianggap sebagai situs ziarah penting bagi Syiah.

Sedangkan orang-orang Ahlussunnah mengatakan bahwa dia dimakamkan di Kairo.

Syiah mengatakan bahwa Zainab, kemudian menegur Ubaidillah di Kufah.

Ia juga menantang Yazid dan menolak klaimnya atas kekhalifahan di Damaskus.*** (MUSLIMKITA.COM / Adi Wahyudi)

Editor: Rahman Wahid

Sumber: Muslim Kita

Tags

Terkini

Terpopuler