"Dunia tidak bisa diam sementara rumah sakit, yang seharusnya menjadi tempat berlindung yang aman, diubah menjadi adegan kematian, kehancuran, dan keputusasaan," kata Ghebreyesus di platform media sosial X.
Sementara itu militer Israel telah mengatakan bahwa kawasan di mana rumah sakit itu berdiri kini telah menjadi zona militer, dan menekan setiap orang untuk segera mengungsi.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Akan Sampaikan Hasil KTT Luar Biasa OKI Soal Palestina pada Presiden Joe Biden
Otoritas Palestina telah mengatakan pada hari Minggu, jumlah korban yang tewas akibat serangan Israel telah bertambah menjadi 11.180 jiwa.
Kantor pemerintahan itu mengatakan di mana diantaran korban yang tewas tersebut 4.609 merupakan anak-anak, dan 3.100 wanita. Sementara korban luka mencapai 28.200 orang.
Serangan Israel yang mengganggu kinerja fasilitas kesehatan di Gaza sebenarnya tak hanya terjadi di Rumah Sakit Al-Shifa.
Baca Juga: Tiba di Irak, Timnas Senior Indonesia Fokus Pulihkan Fisik Jelang Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026
Rumah sakit lain seperti Rumah Sakit Indonesia, Rumah Sakit al-Awda, Rumah Sakit al-Quds, dan Rumah Sakit Anak Rantisi, juga mengalami hal yang serupa.
Sementara organisasi Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan pada hari Sabtu, bahwa Rumah Sakit al-Quds sudah tidak beroperasi lagi akibat kehabisan daya dan listrik.***