Sejarah Zionis dan Berdirinya Negara Israel

- 23 Oktober 2023, 22:00 WIB
Perkembangan Peta Israel-Palestina dari Masa ke Masa/Aljazeera/
Perkembangan Peta Israel-Palestina dari Masa ke Masa/Aljazeera/ /Aljazeera

ZONABANTEN.com - Sejarah bangsa Yahudi yang dijadikan sebagai matarantai sejarah Yahudi secara formal oleh pemerintah negara Israel didasarkan pada urutan sejarah yang dimulai dari masa Nabi Ibrahim sampai tahun berdirinya negara Israel pada tahun 1948.

Selama 4000 tahun lamanya, yaitu dari abad 20 SM hingga abad 20 M, pengembaraan hidup Yahudi akhirnya eksis kembali menemukan peradabannya, jatidirinya, sebagai bangsa yang pernah menetap, kemudian berpindah-pindah, dan kemudian menetap dengan mendirikan negara Israel di Palestina.

Pendirian negara Israel memicu masalah berkepanjangan antara Israel dan Palestina, karena menurut sejarahnya, tanah Israel tidak lain adalah tanah Kan’an yang kemudian menjadi Palestina. Dengan kata lain, negara Israel didirikan dalam kawasan negeri Palestina. Masalah kedua negara ini kemudian menjadi masalah besar dalam dunia Islam karena menyangkut perebutan wilayah Baitul Maqdis.

Keberhasilan bangsa Israel dalam mendirikan negara pada kawasan yang sudah “bertuan” tidak lepas dari kekuatan gerakan pemikiran dan ideologi yang mem-backup-nya, yaitu Zionisme. Zionisme inilah yang diklaim menyulut api konflik berkepanjangan dan mengobarkan permusuhan turun-temurun di bumi Palestina dan sampai sekarang ini masih sering bergejolak.

Baca Juga: Jadwal TV Indosiar Hari Ini Selasa, 24 Oktober 2023 Tayang Fokus, Mega Film Asia, Kiss, Hingga Magic 5

Berdasarkan uraian singkat di atas, maka tulisan ini akan mengurai pokok masalahnya, yaitu bagaimana sejarah zionisme dan berdirinya negara Israel.

Sejarah Terbentuknya Zionisme

Istilah “Zionisme” berasal dari akar kata zion atau sion yang pada masa awal sejarah Yahudi merupakan sinonim dari perkataan Yerussalem. Zion adalah pengucapan dalam bahasa Inggris, dalam bahasa Latin disebut sion, dan bahasa Ibraninya adalah tsyon. Arti dari istilah ini adalah “bukit” yaitu bukit suci Jerussalem yang juga simbol dari konsep “teokrasi Yahudi.” Zion atau sion juga diartikan “bukit yang tinggi”, tempat berdirinya bukit suci yang didirikan oleh Nabi Sulaiman (Solomon). Zion juga sebagai julukan bagi kota Jerussalem sebagai “kota rahasia”, kota Allah atau tempat tinggal Yahweh.

Dikatakan pula bahwa zionisme berasal dari kata tsyon dalam bahasa Ibrani (Yahudi), yang berarti batu. Maksudnya ialah batu bangunan istana yang didirikan oleh Nabi Sulaiman di kota Al-Quds, Yerusalem, Israel. Bangunan tersebut didirikan di atas sebuah bukit karang bernama “Zion”, terletak di sebelah barat-daya Al-Quds (Jerussalem). Bukit Zion ini menempati kedudukan penting dalam agama Yahudi, karena menurut Taurat, “Al-Masih yang dijanjikan akan menuntun kaum Yahudi memasuki ‘Tanah yang Dijanjikan’. Dan Al-Masih akan memerintah dari atas puncak bukit Zion”.

Baca Juga: Jadwal TV SCTV Hari Ini Selasa, 24 Oktober 2023 Akan Tayang Liputan 6, Hot Shot, Hingga Cinta Setelah Cinta

Kata zion sendiri menurut para sejarahwan merupakan nama sebuah bukit yang diceritakan dalam kitab Perjanjian Lama. Yaitu salah satu bukit yang terletak di sebelah Timur dari dua buah bukit dalam wilayah Yerussalem kuno, ibukota kerajaan Israel pada masa kekuasaan Raja Daud (king David). Di bukit ini juga didirikan sebuah bangunan suci yaitu Haikal Sulaiman (Solomon Temple).

Munculnya kata zion pertama kali di kitab Perjanjian Lama ketika Raja Daud mendirikan kerajaannya tahun 1000-969 SM.10 Perkataan zion dalam kitab Perjanjian Lama disebutkan sebanyak 152 kali dan semuanya menunjuk pada kota Yerussalem.

Sebelumnya, istilah Zionisme pernah digunakan untuk menyebutkan komunitas Yahudi penganut Yudaisme yang mengharapkan datangnya seorang Mesias (juru selamat), yang akan membawa mereka pada kerajaan Tuhan yang akan dipusatkan di tempat terjadinya kisah-kisah yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.

Cerita historis ini nampaknya menjadi landasan sejarah gerakan zionisme yang kemudian berkembang menjadi sebuah gerakan politik bangsa Yahudi untuk kembali ke tanah yang diyakini sebagai asal muasal mereka atau yang dikenal dengan gerakan restorasi.

Baca Juga: Jadwal TV GTV Hari Ini Selasa, 24 Oktober 2023 Akan Tayang SpongeBob, Paw Patrol, Hingga Super Deal Indonesia

Latar belakang munculnya gerakan Zionisme disebabkan hak sosial, ekonomi, politik, budaya, dan agama mereka ditindas ketika mereka terpaksa hidup diaspora dalam beberapa negara. Dari sini kemudian muncul kesadaran orang-orang Yahudi yang hidup di berbagai negara untuk mengakhiri penderitaan yang mereka alami dengan kembali ke negeri leluhur mereka, Palestina.

Tujuan mendasar dari gerakan zionisme pada periode awal adalah menghasut orang-orang Yahudi untuk pulang ke tanah Palestina, mengobarkan semangat untuk membangun Haikal Sulaiman, dan memberikan impian untuk memiliki negara di tanah Palestina.

Zionisme dalam historis-ideologis telah beralih kepada makna politis, yaitu “suatu gerakan pulangnya ‘diaspora’ (terbuangnya) kaum Yahudi yang tersebar di seluruh dunia untuk kembali bersatu sebagai sebuah bangsa dengan Palestina sebagai tanah air bangsa Yahudi, dengan Yerusalem sebagai ibukota negaranya”.

Istilah Zionisme dalam makna politik itu dicetuskan oleh Nathan Bernbaum, dan Zionisme Internasional yang pertama berdiri di New York pada tanggal 1 Mei 1776, dua bulan sebelum kemerdekaan Amerika Serikat dideklarasikan di Philadelphia.

Gerakan zionisme politis atau gerakan politik untuk mendirikan sebuah Negara Yahudi di Palestina, dicetuskan oleh publikasi buku Theodore Hertzl (Bapak pendiri Zionisme modern) yang berjudul “Der Judenstaat” atau “The Jewish State” tahun 1896.

Baca Juga: Throwback! Johor Darul Takzim Kalahkan Ulsan Hyundai di Kandang Sendiri, Jordi Amat Tak Ikut Main

Terilhami oleh cita-cita revitalisasi kultur nasional bangsa Yahudi dan cita-cita masyarakat sosialis egalitarian dalam bentuk sebuah pemerintahan yang demokratis, zionis membawakan transformasi komunitas agama menjadi sebuah kesadaran bangsa berdasarkan persamaan sejarah dan kultur dan menentukan sebuah tanah air teritorial.

Hertzl berhasil mengumpulkan orang-orang Yahudi dari seluruh dunia untuk mengadakan kongres Zionisme pertama di Bazel, Swiss, tahun 1897. Hertzl mengatakan kepada peserta kongres; “Kita berkumpul di sini adalah untuk meletakkan pondasi untuk membangun prinsip-prinsip yang dapat mengikatkan bangsa Yahudi.”

Di kongres ini Hertz berhasil memendatangkan para cendekiawan Yahudi, yang dari merekalah bersumber keputusan-keputusan yang paling berbahaya dalam sejarah Yahudi, yaitu Protokol para pemimpin Zionis (the protocols of the meetings of the elders of zion) yang berasal dari kitab-kitab suci Yahudi yang telah mengalami perubahan.

 Sejak saat itu, para pemimpin Yahudi mulai bergerak cepat, tepat, cerdas, dan misterius untuk merealisasikan tujuan-tujuan mereka yang merusak yang hasilnya bisa dilihat jelas saat ini

Sejarah Berdirinya Negara Israel

Pencarian sebuah wilayah negara-bangsa Yahudi, yang biasa mereka sebut sebagai “promised land” atau tanah air yang dijanjikan merupakan program pokok Zionisme sejak ideologi ini pertama kali dirumuskan mantan wartawan Theodore Hertzl pada 1897.

Pencarian dan penetapan “tanah air yang dijanjikan” itu pun melalui proses yang rumit; mulai dari kawasan tertentu di Amerika Selatan, Afrika, sampai akhirnya kemudian bangsa Yahudi dan gerakan Zionisme internasional menetapkan Palestina sebagai “promised land”.

Alasan pemilihan Palestina adalah latar belakang historis-ideologis untuk mengembalikan ”Haikal Sulaiman” yang merupakan lambang puncak kejayaan Kerajaan Yahudi di tanah Palestina (sekitar 975 – 935 SM). Maka, sejak 1930 eksodus Yahudi dari Eropa ke Palestina meningkat tajam, terutama pada era Nazi Jerman (Perang Dunia II).

Baca Juga: Jadwal TV RCTI Hari Ini Selasa, 24 Oktober 2023 Akan Tayang Silet, AFC Champions League, Hingga Ikatan Cinta

Ide Restorasi Yahudi beriringan kuat dengan kepentingan imperialis. Ketertarikan Eropa kepada Palestina di abad ke-19 dapat dibagi dalam dua tingkat. Pertama, dimensi politik di antara pemerintahan Eropa karena letak geografis Palestina sangat strategis yang berada di lingkungan dunia Arab (Islam). Kedua, aspirasi sosial yang sangat terkait dengan berkembangnya ide perang Salib damai (peaceful Crusade) di kalangan orang-orang Kristen Ortodok dan Yahudi untuk menguasai Yerusalem.

Permasalahan bangsa ini nampak sangat rumit, karena bangsa Yahudi ingin mendirikan tanah air nasional di sebuah wilayah dengan posisi mereka sebagai kelompok minoritas di tengah penduduk Palestina-Arab. Sekalipun demikian, pada tahun 1917 Inggris mengeluarkan Deklasrasi Balfour dan menjanjikan akan menghadiahkan sebuah tanah air kepada Yahudi di Palestina.

Setelah Deklarasi Balfour pada 2 Nopember 1917 gerakan Zionisme mulai mendorong migrasi kaum Yahudi ke Palestina. Sesuai keputusan Konferensi Zionisme Internasional ke-1 di Bazel pada 1897 gerakan migrasi dan penguasaan tanah Palestina dilakukan dengan cara-cara seperti:

  1. Pembelian tanah orang Arab-Palestina secara besar-besaran untuk membangun pemukiman Yahudi.
  2. Melakukan teror gelap terhadap orang-orang Yahudi sendiri di Eropa, untuk memaksa mereka mau bereksodus ke Palestina.
  3. Melakukan embargo terhadap pemukiman Arab-Palestina dengan menutup jalur suplai kebutuhan sehari-hari dan kadangkala dengan cara-cara intimidasi, sehingga mereka jatuh miskin dan terpaksa atau dipaksa menjual tanah atau berpindah tempat meninggalkan kampung halaman mereka
  4. Gerombolan-gerombolan teroris Zionis seperti Haganah, Stern Gang, Bachnach, Irgun Levi L’ummi, dan sebagainya, secara terus menerus melakukan teror dan pembunuhan gelap terhadap orang Arab-Palestina untuk memaksa mereka meninggalkan tanah dan tempat tinggalnya. Tindakan itu dilakukan sejak tahun 1920 sampai dengan sekarang.
  5. Membangun kepemimpinan orang Yahudi di Palestina di bidang ekonomi dan politik.

Tahun 1918, Palestina jatuh. Jendral Allenby merebut Palestina dari Khilafah Turki Utsmani. Setahun kemudian, secara resmi mandat atas Palestina diberikan kepada Inggris oleh PBB. Pada tahun 1947, PBB dengan sewenang-wenang membagi dua wilayah Palestina. 1948 menjadi tahun bersejarah bagi Yahudi karena merupakan tahun deklarasi pembentukan Israel. Tepat hari berakhirnya mandat dan penarikan pasukan Inggris dari Palestina dideklarasikan pendirian Negara Israel, 14 Mei 1948.

Baca Juga: Prediksi Ulsan Hyundai vs Johor Darul Takzim di Liga Champions Asia, Jordi Amat Pulih, Siap Bawa Timnya Menang

Lahirnya Zionisme sebagai ideologi Yahudi dan eksistensi Israel jelas merubah peta dunia Islam. Palestina yang awalnya kawasan Islam yang cukup luas terletak di antara Mesir, Lebanon, Syiriah, dan Yordania kini harus menerima kenyataan dengan berbagi wilayah dengan Israel karena penduduk Palestina yang mayoritas Arab Islam tidak kuasa membendung kekuatan Zionisme-Yahudi dalam mendirikan negara Israel di sana. Hal ini jelas mengurangi keluasan wilayah Islam di Timur Tengah.

Keberhasilan Zionisme dalam upaya restorasi Yahudi yang akhirnya berhasil mendirikan sebuah negara independen Israel di Timur tengah, tepatnya di daerah Palestina, jelas memberi dampak besar bagi sejarah dunia Islam modern.**

Editor: Bayu Kurniya Sandi

Sumber: Andi Satrianingsih dan Zainal Abidin dalam Jurnal Adabiyah V


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah