Pelajar di Iran Tewas Tertembak Saat Aksi Unjuk Rasa Protes Pemerintahan  

- 21 Oktober 2022, 14:41 WIB
Potret Abolfazl Adinezadeh, pelajar Iran yang tewas tertembak saat unjuk rasa
Potret Abolfazl Adinezadeh, pelajar Iran yang tewas tertembak saat unjuk rasa /Twitter @BBCParham

 

ZONABANTEN.com - Seorang pelajar asal Iran dilaporkan meninggal dunia, usai dirinya mengikuti unjuk rasa protes pemerintahan di kota terbesar kedua di negara itu, Mashhad.

Menurut sertifikat kematiannya, Abolfazl Adinezadeh yang masih berusia 17 tahun ini tewas akibat kerusakan hati dan ginjal.

Penyebab dari kerusakan dua organ vital miliknya ini diperkirakan berasal dari peluru senapan jenis birdshot, dikutip dari The Guardians menurut laporan BBC Persia.

Baca Juga: 21 Oktober Memperingati Apa? Simak Sejarah Hari Nacho Internasional, Berawal dari Seorang Koki Asal Meksiko

Dokter memperkirakan bahwa Abolfazl ditembak dari jarak dekat, sekitar kurang dari 1 meter, pada 8 Oktober lalu.

Mengenai kematian pelajar 17 tahun ini, pemerintah Iran hingga kini masih belum memberikan komentar apapun.

Ayah Abolfazl, yang berduka atas kematian putranya itu kemudian mengeluarkan komentar protes kepada pihak berwenang.

"Kejahatan apa yang telah dia (Abolfazl) lakukan, sehingga Anda memberondong perutnya dengan 24 birdshot?" katanya.

Sudah berminggu-minggu, aktivis anti-pemerintahan Ayatollah Khomeini turun ke jalanan, memprotes kematian Mahsa Amini.

Baca Juga: Prediksi Mainz 05 vs Koln di Bundesliga, Berita Tim, Kemungkinan Susunan Pemain dan Skor Akhir

Mahsa Amini diketahui meninggal dalam tahanan pada 16 September lalu, diduga karena pemukulan yang ia dapatkan.

Wanita berusia 22 tahun ini ditangkap oleh polisi moral negara itu, karena cara berpakaiannya yang dianggap tidak memenuhi aturan.

Semenjak kematiannya, para simpatisan Mahsa Amini mulai mengkritisi pemerintahan Ayatollah Khomeini, termasuk apa yang dilakukan Abolfazl.

Abolfazl bergabung dengan demonstran pada 8 Oktober 2022. Tetapi sehari kemudian, orang tuanya ditelpon untuk menjemput putra mereka di kantor polisi.

Abolfazl diketahui sudah tewas saat orang tuanya tiba dilokasi. Pemakaman pun dilangsungkan setelahnya, yang mana juga dihadiri oleh keamanan Iran.

Baca Juga: One Piece 1064: Van Augur, Kru Bajak Laut Blackbeard Dipukul Mundur di Pertempuran Laut

Menurut sumber yang tak diketahui namanya, keamanan Iran melarang dokumentasi selama pemakaman, dan meminta menghapus setiap video yang telah direkam.

Orang tuanya bahkan diminta untuk mengklaim bahwa putranya itu adalah anggota Basij, milisi Iran, untuk menyiratkan bahwa pengunjuk rasa yang telah membunuhnya.

Mengenai kekerasan ini, juru bicara komisaris PBB untuk hak asasi manusia, Ravina Shamdasani turut memberikan komentar.

Menurutnya apa yang telah terjadi di Iran, telah mencapai level yang “sangat mengkhawatirkan”, karena telah menyasar pada penangkapan dan pembunuhan anak-anak.

Beberapa sumber menunjukkan bahwa sebanyak 23 anak telah terbunuh dan banyak lainnya terluka di setidaknya tujuh provinsi oleh peluru tajam, pelet logam dari jarak dekat, dan pemukulan fatal. Sejumlah sekolah juga digerebek, dan anak-anak ditangkap aparat keamanan,” katanya. ***

 

Editor: Christian Willy Kalumata

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah