Donald Trump Tolak Pengaturan Senjata Meski 21 Orang Dibantai di Sekolah Texas

- 28 Mei 2022, 16:58 WIB
Donald Trump Tolak Pengaturan Senjata Meski 21 Orang Dibantai di Sekolah Texas
Donald Trump Tolak Pengaturan Senjata Meski 21 Orang Dibantai di Sekolah Texas /Reuters/


Zonabanten.com - Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menolak pengaturan senjata bagi warga sipil, meski telah terjadi pembantaian mengerikan di sebuah sekolah di Texas.

Donald Trump menjadi headline pemberitaan usai statementnya yang tetap mendukung National Rifle Association (NRA) terkait penggunaan senjata bagi warga sipil.

Di tengah banyak protes yang berkembang untuk pengendalian senjata setelah pembantaian di sekolah Uvalde, Trump membela NRA yang menolak membatalkan pertemuan setiap tahunnya.

Baca Juga: Hampir Dua Hari Anak Ridwan Kamil Hanyut Belum Ditemukan, Begini Kronoligi Jelasnya

"Setiap kali orang yang terganggu atau gila melakukan kejahatan yang mengerikan seperti itu, selalu ada upaya aneh oleh beberapa orang di masyarakat kita untuk menggunakan penderitaan orang lain untuk memajukan agenda politik ekstrem mereka sendiri," kata Trump di acara itu di Houston, Texas, merujuk untuk penasihat reformasi senjata.

Menurutnya, penjahat yang melakukan aksi gila bukan menjadi alasan untuk mengambil keputusan membatasi kepemilikan senjata, dan bukan hal yang benar untuk menyalahkan jutaan warga yang damai dan taat hukum, termasuk organisasi NRA.

"Yang lebih menjijikkan adalah terburu-buru mereka untuk mengalihkan kesalahan dari penjahat yang melakukan tindakan kekerasan massal dan untuk menyalahkan jutaan warga negara yang damai dan taat hukum yang termasuk organisasi seperti NRA kami yang luar biasa."

Baca Juga: Disebut Si Cantik yang Mematikan! Ternyata Selain Anak Ridwan Kamil, Sungai Aare Telah Menelan Banyak Korban

Donald Trump menyerukan untuk meningkatkan keamanan sekolah alih-alih berfokus pada reformasi senjata. "Jika Amerika Serikat memiliki 40 miliar dollar untuk dikirim ke Ukraina, kita harus dapat melakukan apa pun untuk menjaga anak -anak kita tetap aman di rumah," katanya.

Pada Selasa lalu, seorang pria bersenjata berusia 18 tahun dengan senapan serbu AR-15 yang dibeli secara legal menewaskan 19 anak dan dua orang guru di SD Robb di Uvalde, Texas. Serangan itu menandai penembakan sekolah paling mematikan dalam sejarah negara bagian setempat.

Halaman:

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x