Turki Akui Tak Bisa Blokir Akses Kapal Perang Rusia ke Laut Hitam

- 27 Februari 2022, 20:21 WIB
Turki Akui Tak Bisa Blokir Akses Kapal Perang Rusia ke Laut Hitam
Turki Akui Tak Bisa Blokir Akses Kapal Perang Rusia ke Laut Hitam /

ZONABANTEN.com - Dilansir dari Reuters, Turki menyebut invasi Rusia terhadap Ukraina sebagai “perang”. 

Bahkan hal tersebut dapat membuka jalan bagi negara anggota NATO untuk memberlakukan pakta internasional yang membatasi jalur angkatan laut Rusia ke Laut Hitam.

Di bawah Konvensi Montreux 1936, Turki punya kendali atas Dardanelles dan Bosphorus yang menghubungkan antara Laut Mediterania dan Laut Hitam.

Selain itu, Turki juga punya kemampuan untuk membatasi perjalanan kapal perang selama masa perang.

Dengan maksud menyeimbangkan komitmen negara-negara Barat dan hubungan dekat dengan Moskow, Ankara menyebut serangan Rusia tidak dapat dibenarkan.

Baca Juga: Dibalik Debut NMIXX 'O.O' Yang Banyak Kritikan

Namun, hingga hari Minggu situasi masih belum dianggap sebagai perang oleh Turki.

“Pada hari keempat perang Ukraina, kami mengulangi seruan Presiden Tayyip Erdogan untuk segera menghentikan serangan Rusia dan mulai negosiasi gencatan senjata,” ujar Ibrahim Kalin, juru bicara kepresidenan Turki seperti dikutip ZONABANTEN.com melalui Reuters.

Direktur Komunikasi Turki Fahrettin Altun mengatakan bahwa mereka juga menyaksikan perang lain di negaranya, dan mengulangi tawaran Erdogan untuk mediasi.

Kyiv telah meminta Ankara untuk memblokir lebih banyak lagi kapal yang menuju Laut Hitam. Tempat di mana Moskow telah meluncurkan salah satu serangannya di pantai selatan Ukraina.

Namun Menteri Luar Negeri Turki mengungkapkan jika Rusia memiliki hak di bawah Montreux untuk mengembalikan kapal ke pangkalan mereka sendiri.

Baca Juga: PPKM Luar Jawa-Bali Diperpanjang dari Tanggal 1-14 Maret 2022

Kebijakan itu juga dapat membatasi tiap perubahan kebijakan yang Turki punya.

Turki telah membangun hubungan baik dengan kedua negara yang tengah berperang itu.

Tiap langkah yang terlalu jauh terhadap Moskow, tentu akan membahayakan impor energi komoditasnya yang besar. Juga sektor pariwisata saat meningkatnya ekonomi domestik.***

Editor: Bayu Kurniya Sandi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah