Mengenang Tragedi Dyatlov Pass yang Merenggut Nyawa 9 Pendaki Rusia

- 3 Februari 2022, 18:30 WIB
Ilustrasi. Mengenang  Tragedi Dyatlov Pass yang Merenggut Nyawa 9 Pendaki Rusia/Pixabay/Pezibear
Ilustrasi. Mengenang Tragedi Dyatlov Pass yang Merenggut Nyawa 9 Pendaki Rusia/Pixabay/Pezibear /

ZONABANTEN.com – Pada tahun 1959, dunia dihebohkan dengan tragedi meninggalnya 9 orang pendaki profesional dari Politeknik Negeri Ural, Rusia.

Kelompok ekspedisi yang akan melakukan ekspedisi untuk menaiki puncak pegunungan Ural, tepatnya di puncak gunung Otorten.

Petualangan yang berakhir dengan kemalangan ini dimulai pada 23 Januari 1959.

9 pendaki yang dipimpin oleh Igor Dyatlov memulai ekspedisi mereka dengan naik kereta menuju suatu wilayah bernama Serov. Menjelang detik-detik akhir keberangkatan ekspedisi, salah seorang anggota regu bernama Semyon Zolotaryov bergabung dengan mereka.

Beberapa hari kemudian, kelompok Dyatlov yang tadinya berjumlah 10 orang berkurang menjadi 9 orang setelah anggota termuda mereka kala itu, Yuri Yudin, harus dipulangkan karena penyakitnya yang kambuh.

Baca Juga: Kim Sejeong dan Ahn Hyo Seop Munculkan Chemistry Playful di Teaser Terbaru ‘A Business Proposal’

Baca Juga: Facebook Kehilangan Pengguna Harian, Saham Meta Turun Hingga 20 Persen

Namun tak ada yang menyangka bahwa itu adalah pertemuan terakhir mereka semua.

Beberapa minggu setelahnya, tidak ada laporan masuk ke telegram klub olahraga Politeknik Ural. Hingga kerabat dari kelompok Dyatlov khawatir dan meminta pihak kampus untuk melakukan ekspedisi yang bertujuan mencari keberadaan 9 anggota keluarga mereka.

Akhirnya, regu pencarian dari Politeknik Negeri Ural dibentuk pada 20 Februari 1959 untuk melakukan pencarian.

Pencarian memakan waktu yang cukup lama hingga seminggu kemudian ditemukan sebuah tenda di area bernama ‘Kholat Syakhl’ yang kurang lebih diketahui berarti ‘Gunung kematian’ dalam bahasa Mansi, suku yang tinggal di area sekitar pegunungan tersebut.

Disebutkan bahwa tenda tersebut sobek karena ‘sayatan dari dalam’.

Tidak lama setelahnya, 2 mayat dari 9 anggota kelompok ekspedisi Dyatlov ditemukan. Mereka adalah Yuri Krivonischenko dan Yuri Doroshenko.

Mayat dari Igor Dyatlov sendiri ditemukan hanya selang beberapa waktu kemudian bersama 1 dari 2 anggota wanita, Zinaida Kolmogorova.

Karena berbagai hal, pencarian 5 anggota lainnya mengalami kendala.

Hingga pada 5 Maret 1959, mayat dari Rustem Slobodin ditemukan.

Baca Juga: Mengapa Pelaku KDRT Dapat Begitu Kuat? Ini Adalah Penjelasannya

Pencarian 4 pendaki lainnya memakan waktu lebih lama dan baru ditemukan pada 4 Mei 1959.

4 mayat tersebut adalah anggota lain: Lyudmila Dubinina, Semyon Zolotaryov, Alexander Kolevatov serta Nikolay Thibault-Brignoles.

Dubinina sendiri ditemukan dalam keadaan yang cukup mengenaskan, karena lidahnya terputus dan bola matanya hilang.

Meski ditemukan zat radioaktif pada pakaian dari beberapa anggota, kasus tersebut ditutup pada 28 Mei 1959 oleh tim pencari dengan kesimpulan bahwa ‘sesuatu diluar campur tangan manusia terjadi pada mereka (9 pendaki tersebut)‘.

Banyak orang akhirnya melakukan riset dan membuat kesimpulan mereka sendiri.

Hal ini karena selain longsor salju yang merupakan faktor pasti dari kematian 9 pendaki malang tersebut, terjadi beberapa hal yang dianggap ganjil.

Penulis buku ‘Dead Mountain : The Untold True Story of the Dyatlov Pass Incident’, Donnie Eichar, melalui risetnya menduga bahwa fenomena angin yang disebut ‘Kármán Vortex Street’.

Baca Juga: Yoon Bomi Apink Ungkap Tentang Comeback Grup yang Akan Datang

Fenomena tersebut menyebabkan kencangnya angin menimbulkan suara infrasonik/ultrasonik yang sangat mengganggu pendengaran bahkan sistem saraf.

Diduga ini membuat kelompok Dyatlov kabur pada malam hari secara mendadak tanpa persiapan.

Banyak dugaan lain yang dibuat selain melalui riset yang dilakukan Eichar yang harus terbang ke Rusia dan mewawancarai Yuri Yudin, selaku ‘korban selamat’ tunggal dari insiden naas tersebut.

Hal-hal seperti ‘pengujian senjata militer’, atau ‘serangan alien’, ‘kutukan salah satu anggota suku mansi’, dan sebagainya muncul dari riset berbagai pihak di seluruh penjuru dunia.

Walaupun kasus ini sempat dibuka kembali pada tahun 2019 oleh pemerintah Rusia, tidak banyak hal yang dapat ditemukan hingga disimpulkan bahwa memang ‘faktor alam’ lah yang membunuh Dyatlov dan regunya.

Terlepas dari apapun yang terjadi, ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua untuk melakukan persiapan yang matang bila ingin melakukan beberapa hal tertentu yang memang membutuhkan perbekalan dan pengetahuan yang mumpuni.

Dan tidak kalah penting, melakukan hal seperti pendakian gunung atau apapun memerlukan tekad yang kuat dari dalam diri sendiri dan bukan karena paksaan maupun gengsi.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x