AS-China Saling Stop Puluhan Penerbangan Internasional, Gara-gara Hubungan Diplomatik Tengah Memanas?

- 23 Januari 2022, 17:37 WIB
AS-China Saling Stop Puluhan Penerbangan Internasional, Gara-gara Hubungan Diplomatik Tengah Memanas? /REUTERS/Kamil Krzaczynski
AS-China Saling Stop Puluhan Penerbangan Internasional, Gara-gara Hubungan Diplomatik Tengah Memanas? /REUTERS/Kamil Krzaczynski /
 
ZONABANTEN.com - Amerika Serikat (AS) dan China telah menghentikan puluhan penerbangan dari dan ke negara masing-masing, beberapa bulan terakhir.
 
Terbaru, Pemerintah AS akan menangguhkan 44 penerbangan oleh empat maskapai China dengan tujuan ke negara tersebut, dikutip dari Reuters.
 
Keputusan tersebut akan menangguhkan beberapa penerbangan oleh Xiamen, Air China, China Southern Airlines dan China Eastern Airlines.
 
Departemen Perhubungan AS menyebut penangguhan itu akan dimulai pada 30 Januari 2022 dengan penerbangan Los Angeles-Xiamen oleh Xiamen Airlines.
 
 
Penangguhan itu akan berlangsung sampai 29 Maret 2022, menyusul Pemerintah China yang lebih dulu menghentikan beberapa penerbangan maskapai AS.
 
Hubungan diplomatik AS dan China saat ini diketahui memang tengah memanas, apalagi sejak kapal perang AS memasuki wilayah perairan China secara ilegal.
 
Baru-baru ini, China mengirimkan ultimatum kepada AS setelah kapal perang USS Benfold melintasi kawasan Laut China Selatan tanpa izin.
 
Namun, keputusan pemerintah China untuk menangguhkan beberapa penerbangan maskapai AS dilaporkan karena kekhawatiran terkait penularan Covid-19.
 
 
Otoritas China telah melakukan penangguhan puluhan penerbangan maskapai AS sejak 31 Desember 2021, setelah beberapa penumpang positif Covid-19.
 
Yaitu, 20 penerbangan United Airlines, 10 American Airlines, dan 14 Delta Air Lines. China masih mengumumkan pembatalan penerbangan AS, baru-baru ini.
 
Juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, Liu Pengyu telah memberikan penjelasan belum lama ini.
 
"Kebijakan penerbangan internasional yang memasuki China diterapkan sama untuk maskapai China dan asing dengan cara adil, terbuka dan transparan," katanya.
 
 
Namun, dia menyebut langkah AS yang juga menangguhkan penerbangan maskapai China ke negara mereka sangat tidak masuk akal.
 
"Kami mendesak pihak AS untuk berhenti mengganggu dan membatasi penerbangan penumpang normal oleh maskapai China," ujar Liu Pengyu.
 
Sebaliknya, pemerintah AS juga menyampaikan pernyataan tegas terkait kebijakan sama yang lebih dulu dilakukan oleh China.
 
Departemen Perhubungan AS mengatakan penangguhan penerbangan oleh China telah merugikan kepentingan publik dan perlu tindakan perbaikan.
 
 
"Tindakan sepihak China terhadap maskapai AS yang disebutkan tidak konsisten dengan perjanjian bilateral," kata Departemen Perhubungan AS.
 
Departemen Perhubungan AS mengaku siap untuk meninjau kembali keputusan mereka jika China juga merevisi kebijakannya.
 
"Tapi jika China membatalkan lebih banyak penerbangan, kami berhak untuk mengambil tindakan tambahan," tegas Departemen Perhubungan AS
 
Airlines for America mewakili tiga maskapai AS yang terkena dampak kebijakan China bersama yang lain juga telah mendukung tindakan pemerintah AS.
 
 
"Ini untuk memastikan perlakuan yang adil terhadap maskapai penerbangan AS di pasar China," kata perwakilan Airlines for America.
 
Sementara itu, China telah menutup semua perbatasannya untuk pelancong dan mengurangi jumlah penerbangan internasional.
 
Menurut Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC), hanya 200 penerbangan internasional dalam seminggu, atau tersisa 2 persen dari sebelum pandemi.
 
Sedangkan jumlah penerbangan AS yang dibatalkan oleh China telah melonjak sejak Desember 2021, karena infeksi Omicron yang melonjak tinggi di AS.
 
 
China dan AS pun telah berdebat tentang layanan udara sejak awal pandemi. Namun, Prancis dan Jerman juga telah menangguh penerbangan ke China. 
 
Pada bulan Agustus 2021, Departemen Perhubungan AS membatasi empat penerbangan dari maskapai China hingga 40 persen kapasitas penumpang.
 
Itu berlaku selama empat minggu setelah China juga memberlakukan batasan yang sama pada empat penerbangan United Airlines.
 
Sebelum pembatalan baru-baru ini, tiga maskapai AS dan empat maskapai China mengoperasikan sekitar 20 penerbangan seminggu antar negara.
 
Namun, jumlah tersebut masih sangat jauh di bawah angka lebih dari 100 penerbangan antar kedua negara per minggu sebelum pandemi.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x