Putra Mahkota Arab Saudi Kerja Sama dengan Cina Buat Senjata Pemusnah Massal, Mau Perang Dunia Ketiga?

- 20 Januari 2022, 22:08 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi Kerja Sama dengan Cina Buat Senjata Pemusnah Massal, Mau Perang Dunia Ketiga? Instagram/@mbsalsaud1
Putra Mahkota Arab Saudi Kerja Sama dengan Cina Buat Senjata Pemusnah Massal, Mau Perang Dunia Ketiga? Instagram/@mbsalsaud1 /
ZONABANTEN.com - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman dikabarkan telah menjalin kerja sama dengan Cina untuk membuat senjata pembunuh massal.
 
Arab Saudi yang dikini dipimpin oleh Mohammed bin Salman secara de facto dilaporkan sedang membangun armada rudal balistik dengan bantuan dari Cina.
 
Laporan ini diungkap sumber intelijen Amerika Serikat setelah ditemukannya sebuah gambar satelit yang diperoleh oleh jaringan tersebut.
 
Gambar satelit itu konon menunjukkan bahwa Arab Saudi sedang memproduksi sebuah senjata, setidaknya di salah satu fasilitas militer mereka.
 
Pejabat intelijen Amerika Serikat sendiri pun juga telah mendapatkan arahan terkait laporan tersebut, baru-baru ini.
 
Laporan itu yang menunjukkan bukti beberapa transfer skala besar teknologi rudal balistik sensitif antara Arab Saudi dan Cina.
 
Cina yang dipimpin oleh Xi Jinping dilaporkan terlibat dalam transfer teknologi senjata skala besar dengan Arab Saudi.
 
Citra satelit itu disebut telah ditinjau oleh para peneliti di Middlebury's Institute of International Studies.
 
Mereka mengatakan itu adalah bukti yang jelas bahwa fasilitas tersebut beroperasi untuk memproduksi rudal.
 
Para peneliti mengatakan gambar-gambar itu menunjukkan 'lubang pembakaran', merupakan kebutuhan untuk membuang bahan dari produksi rudal balistik.
 
"Melemparkan motor roket menghasilkan sisa propelan, yang merupakan bahaya ledakan" kata peneliti Jeffrey Lewis menjelaskan.
 
"Fasilitas produksi rudal propelan padat sering memiliki lubang pembakaran di mana sisa propelan dapat dibuang dengan cara dibakar," ucapnya.
 
 
"Operasi pembakaran, oleh karena itu, merupakan tanda yang kuat bahwa fasilitas tersebut secara aktif mengeluarkan motor roket padat," ujarnya.
 
Gambar-gambar itu, bagaimanapun, tidak mengungkapkan banyak tentang seberapa jauh rudal yang sedang dibuat itu dapat melesat.
 
Selain itu, juga belum diketahui siapa saja yang merancangnya, atau berapa banyak bahan balistik yang mungkin mereka bawa.
 
Namun, para peneliti tersebut menegaskan foto-foto satelit itu adalah bukti yang tidak ambigu bahwa fasilitas tersebut memproduksi rudal.
 
Arab Saudi pun sebelumnya diketahui telah membeli rudal dari Cina. Makanya, Kementerian Luar Negeri China mengakui bekerja sama dengan Arab Saudi.
 
Mereka menyebut Arab Saudi sebagai mitra strategis yang komprehensif. Namun, membantah keterlibatan dalam produksi senjata pemusnah massal.
 
 
Kementerian Luar Negeri Cina menegaskan kerja sama itu tidak melanggar hukum internasional dan tidak melibatkan proliferasi senjata pemusnah massal.
 
Sementara itu, jika laporan ini terbukti benar, maka dapat mengacaukan tujuan Amerika Serikat Biden untuk menahan pembuatan senjata oleh Iran.
 
Sedangkan Arab Saudi telah meminta Amerika Serikat untuk membantu mengisi kembali persenjataan pertahanan rudal mereka di Riyadh, ibu kota negara itu.
 
Para pejabat kerajaan tersebut juga meminta Amerika Serikat untuk menjual sejumlah pencegat yang digunakan untuk menembak jatuh senjata di udara.
 
Pencegat diproduksi oleh Raytheon Technologies yang berbasis di Massachusetts, Amerika Serikat, dan berharga sekitar 1 juta dolar.

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: NY Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x