Para pelatih mengatakan bahwa tujuan ini bukanlah kekejaman namun untuk mensimulasikan kesulitan perang, seperti kurang tidur yang ekstrem dan melihat siapa yang memiliki stamina dan nyali untuk melakukannya.
"Tentu saja, kami sama sekali tidak akan memaksa siapa pun, semua orang ada di sini secara sukarela. Itu sebabnya kami sangat keras dengan mereka dan juga melenyapkan mereka dengan ketat," ujar pelatih Chen Shou Lih, 26 tahun.
"Kami tidak akan membiarkan para peserta begitu saja hanya karena ingin datang, kami harus melatih kedisplinan dan tekad tiap masing-masing prajurit," tutupnya.***