Sebelumnya, Lalibela dikenal dengan nama Roha. Namun kaisar Ethiopia pada abad ke-12, mengganti nama kota tersebut menjadi Lalibela seperti yang diketahui hingga saat ini.
Katika melakukan kunjungannya ke Yerusalem, kaisar pun mendapatkan inspirasi untuk membangun gereja di Lalibela seperti arsitektur bangunan gereja di Yerusalem.
Oleh karena itu, bawah pemerintahannya, gereja-gereja yang ada di kota Lalibela pun dipahat dari batu sebagai bentuk simulasi dari Yerusalem baru, yang dianggap sebagai rumah bagi umat Kristiani di seluruh dunia.
Konon, proses pembangunan gereja-gereja itu memakan waktu selama 24 tahun.
Salah satu gereja terpopuler di Lalibela adalah House Of Golgota, yang berisi makam Lalibela.
Empat dari sebelas gereja yang berada di Lalibela berdiri bebas, sementara tujuh di antaranya dipahat langsung dari batu.
Blok-blok monolitik dipahat membentuk pintu, jendela, kolom, berbagai lantai, parit, lorong-lorong upacara, dan beberapa dengan bukaan ke gua pertapa dan katakomba.
Pada tahun 1978, Lalibela pun ditetapkan sebagai salah satu situs warisan dunia.
Hingga Covid-19 melanda dunia, Lalibela tetap menjadi daya tarik para turis lokal maupun dunia untuk dapat melihat tempat-tempat suci di sana.