Kudeta Militer di Sudan, Menteri dan Pemimpin Partai Ditahan, Transisi Demokrasi Karut Marut!

- 25 Oktober 2021, 14:45 WIB
Orang-orang berkumpul saat asap dan api terlihat di jalan-jalan Khartoum, Sudan, di tengah laporan terjadinya kudeta pada 25 Oktober 2021
Orang-orang berkumpul saat asap dan api terlihat di jalan-jalan Khartoum, Sudan, di tengah laporan terjadinya kudeta pada 25 Oktober 2021 /REUTERS

ZONABANTEN.com – Tentara menangkap sebagian besar anggota kabinet Sudan dan sejumlah pemimpin partai pro-pemerintah pada Senin, 25 Oktober 2021.

Hal itu dilakukan sebagai upaya kudeta militer yang membuat transisi demokrasi menjadi karut marut.

Dilansir ZONABANTEN.com dari Al Hadath TV yang berbasis di Dubai menyebutkan jika Perdana Menteri Abdalla Hamdol telah ditetapkan sebagai tahanan rumah.

Baca Juga: Dikecam Publik, Giselle Aespa Menulis Permintaan Maaf Atas Isu Rasisme dalam Unggahan Video

Selain itu, pasukan militer juga menangkap empat orang menteri kabinet, satu anggota sipil dari Dewan Berdaulat yang berkuasa, serta beberapa gubernur negara bagian dan pemimpin partai.

Kementerian Informasi mengatakan jika militer gabungan telah menangkap anggota sipil Dewan Berdaulat dan anggota pemerintah untuk kemudian dibawa ke lokasi yang dirahasiakan.

Sudan telah berada di ujung tanduk sejak menggagalkan rencana kudeta pada bulan lalu melepaskan tudingan pahit antara kelompok milter dan sipil.

Baca Juga: Ngeri! 3 Pemain MU yang Terancam ‘Didepak’ Usai Kekalahan Memalukan dari Liverpool

Hal itu dimaksudkan untuk berbagi kekuasaan setelah penggulingan Omar al-Bashir pada 2019.

Bashir digulingkan dan dipenjara setelah berbulan-bulan melakukan protes jalanan.

Transisi politik yang disepakati setelah penggulingannya membuat Sudan bangkit dari keterasingannya di bawah tiga dekade pemerintahan Bashir.

Baca Juga: Prakerja Gelombang 22 Sudah Dibuka! Simak Syarat, Cara Pendaftaran, dan Langkah Mengikuti Prakerja

Utusan khusus AS Jeffrey Feltman mengatakan jika Amerika Serikat sangat khawatir dengan laporan pengambilalihan militer atas pemerintah transisi di Sudan.

Di Twitter resmi Biro Urusan Afrika Departemen Luar Negeri, Feltman memperingatkan bahwa pengambilalihan militer akan bertentangan dengan Deklarasi Konstitusi Sudan dan membahayakan bantuan AS.

Saksi mata mengatakan jika pasukan militer dan paramiliter dikerahkan ke ibu kota, Khartoum untuk membatasi pergerakan warga sipil.

Baca Juga: Hasil Atletico Madrid vs Real Sociedad 2-2, Ini 6 Fakta Menarik usai Pertandingan

Kementerian informasi mengatakan melalui halaman Facebook-nya bahwa sejumlah menteri dan anggota sipil dari Dewan Berdaulat yang berkuasa telah ditangkap.

Bandara Khartoum ditutup dan penerbangan internasional ditangguhkan.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah