Gelombang pertama pesawat China semuanya terbang di daerah yang dekat dengan Kepulauan Pratas, dengan dua pembom terbang paling dekat dengan atol, menurut peta yang dikeluarkan oleh kementerian.
Kelompok kedua terbang ke Selat Bashi yang memisahkan Taiwan dari Filipina, jalur air utama yang menghubungkan Pasifik dengan Laut Cina Selatan yang disengketakan.
Baca Juga: Presiden Filipina, Rodrigo Duterte Putuskan Pensiun dari Dunia Politik Usai Masa Jabatannya Berakhir
Pada hari Sabtu, kementerian melaporkan serangan lebih lanjut, kali ini melibatkan 20 pesawat, semua pesawat tempur selain dua pesawat anti-kapal selam. Mereka juga terbang di sekitar Pratas.
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu menambahkan kecamannya, tweeting pada hari Sabtu bahwa serangan mendadak memastikan Jumat "bukan hari yang baik".
"Mengancam? Tentu saja," tambahnya.
Hingga saat ini pihak China belum memberikan komentar.
Baca Juga: Varian Delta Merebak, Angka Kematian Akibat Covid-19 di Seluruh Dunia Mencapai 5 Juta Jiwa
Sebelumnya dikatakan bahwa penerbangan semacam itu untuk melindungi kedaulatan negara dan bertujuan melawan "kolusi" antara Taiwan dan Amerika Serikat yang pendukung internasional terpenting pulau itu.
Serangan terbesar sebelumnya terjadi pada bulan Juni, yang melibatkan 28 pesawat angkatan udara China.