Setelah Banjir, Sebagian Kota di China Diterjang Angin Topan, 2 Bandara Ditutup

- 26 Juli 2021, 11:40 WIB
Topan In-Fa Diperkirakan Datang, Pemerintah China Langsung Tutup Akses Jalur Kereta Api dan Pelabuhan. REUTERS/Aly Song/File Photo
Topan In-Fa Diperkirakan Datang, Pemerintah China Langsung Tutup Akses Jalur Kereta Api dan Pelabuhan. REUTERS/Aly Song/File Photo /ALY SONG/REUTERS

ZONABANTEN.com - Topan In-Fa sebabkan kehancuran dan kerugian setelah banjir melanda beberapa kota di China.

Akibatnya, dua bandara internasional di kota Shanghai, China, telah membatalkan semua penerbangan dan pihak berwenang melarang kegiatan di luar ruangan saat Topan In-Fa menerjang China timur dengan angin kencang dan hujan lebat.

In-Fa mendarat di distrik Putuo di kota Zhoushan, pelabuhan utama di provinsi timur Zhejiang, pada hari Minggu pukul 12:30 (04:30 GMT), kata penyiar negara CCTV, mengutip Administrasi Meteorologi China.

Badai In-Fa melanda saat China tengah masih belum pulih dari rekor banjir yang menewaskan sedikitnya 58 orang, memutus aliran listrik dan memaksa relokasi lebih dari 1 juta orang.

Yuan Jiajun, sekretaris Partai Komunis provinsi Zhejiang, menekankan upaya yang akan diusahakan terkait bencana ini selama inspeksi persiapan pada hari Sabtu, 24 Juli 2021.

Baca Juga: Gak Mau Karyawannya Susah Gara-gara PPKM, Raffi Ahmad Naikkan Gaji 20 Persen

“Kami akan melakukan segala upaya untuk memastikan keselamatan nyawa dan harta benda masyarakat, dan melakukan segalanya untuk meminimalkan kerugian bencana, dan berusaha untuk mencapai tujuan tanpa kematian dan sedikit cedera dan kerugian ekonomi,” ujar Yuan seperti yang dikutip Al-Jazeera dari media resmi.

"Masalah dengan topan ini tidak hanya mendatangkan malapetaka ekonomi di beberapa bagian penting di China tetapi juga datang pada waktu yang sangat sulit." ujar Melinda Liu, kepala biro Beijing untuk Newsweek.

“Pertama-tama, topan ini datang hanya beberapa hari setelah banjir besar di China tengah yang telah mengganggu kehidupan satu juta orang dan menewaskan puluhan orang.” ujar Melinda menjelaskan.

“Banjir itu tidak hanya membunuh orang, tetapi juga membuat gambar yang menjadi viral di media sosial, beberapa gambar yang sangat grafis yang menunjukkan orang yang tampaknya tenggelam dalam sistem kereta bawah tanah,” ujar Melinda menambahkan.

“Tetapi ada juga signifikansi politik dan inti masalah ini mungkin akan terjadi dalam beberapa bulan mendatang.” ujar Melinda.

Baca Juga: Update Corona Dunia Senin 26 Juli 2021, Kasus Aktif Corona Indonesia Masih Terbesar Asia

“Ada kemungkinan… kalau penanganan kesiapsiagaan tidak maksimal, maka yang disalahkan pemerintah.” ujar Melinda menegaskan.

Setelah membanjiri 6km (4 mil) jalan di Zhoushan dengan air laut dan menebang sekitar 1.000 pohon di Shanghai pada Minggu sore, topan itu akan mendarat kedua kalinya di pantai antara kota Jiaxing di Zhejiang dan kota Qidong di provinsi Jiangsu pada Minggu malam.

Badan Meteorologi sebelumnya mengatakan topan itu bergerak dengan kecepatan 15 km per jam (9 mil per jam).

Kecepatan angin In-fa mencapai 38 meter per detik, menurut Badan Meteorologi.

Perhitungan Reuters menyatakan kecepatan itu sama dengan sekitar 137 kph (85 mph), menurut perhitungan Reuters.

Departemen manajemen darurat Zhejiang meningkatkan respons topan ke tingkat tertinggi pada hari Sabtu, menutup sekolah dan pasar dan menangguhkan lalu lintas jalan jika diperlukan.

Baca Juga: Breaking News: Presiden Jokowi Perpanjang PPKM Level 4 Hingga 2 Agustus 2021

Baik Shanghai dan Hangzhou di selatan membatalkan penerbangan masuk dan keluar mulai Sabtu, dan banyak layanan kereta api di wilayah tersebut juga dihentikan.

Pemerintah Shanghai mengatakan akan memperlambat kereta bawah tanahnya dan menangguhkan beberapa jalur mulai siang hari, dan otoritas Hangzhou juga membatalkan semua kereta bawah tanah.

Banjir di kota Zhengzhou, China tengah pekan lalu, menewaskan 12 orang yang terjebak dalam sistem kereta bawah tanah.

Shanghai Disneyland akan tutup pada hari Minggu dan Senin karena cuaca, resor tersebut mengumumkan.

Sementara itu, berdasarkan laporan kantor berita resmi Xinhua yang dikutip Al-Jazeera, Pelabuhan Yangshan di kota itu telah mengevakuasi ratusan kapal,.

Topan itu, menurut Xinhua, akan berlangsung untuk waktu lama di China timur setelah pendaratan kedua dan membawa badai hujan yang kuat ke provinsi Zhejiang, Jiangsu dan Anhui, dan Shanghai.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x