Pengungsi Rohingya Tiba di Aceh, Pemerintah Diminta Berikan Respon Cepat.

29 Desember 2022, 06:45 WIB
Para imigran ilegal etnis Rohingya yang terdampar di Aceh, Minggu, 25 Desember 2022. /Humas Bakamla/ANTARA

ZONABANTEN.com - Sejumlah 57 warga Rohingya terdampar di Pantai Indra Patra Gampong Ladong Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar, pada Minggu, 25 Desember 2022.

Kepala Kepolisian Sektor Krueng Raya Ipda Rolly Yuiza away mengatakan para pengungsi rohingya  tiba di pantai tersebut secara tiba-tiba sekitar pukul 10.00 WIB, dan belum diketahui dari arah mana datangnya.

Berdasar pantauan, terdapat 57 orang semuanya laki-laki, tidak ada perempuan dan anak-anak.

Ada beberapa yang sakit dan masih dalam tahap pengobatan. Hal tersebut disampaikan oleh Rolly.

"Masih ada yang sakit, saat ini kita obati dulu yang sakit, karena mereka langsung mendarat. Kalau mereka masuk lewat mana itu nanti pihak Bakamla bisa sampaikan," ujarnya.

Kemudian, pada 26 Desember 2022, Aceh kembali didatangi imigran Rohingya sebanyak 185 orang di kawasan perairan Laweung, Kabupaten Pidie.

Baca Juga: Rekomendasi Wisata Museum untuk Akhir Tahun 2022 di Jakarta, Tetap Jalan Meski Cuaca Buruk di Awal Tahun

Menurut Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), mereka meminta pemerintah pusat untuk merespon cepat kedatangan para pengungsi dari Rohingya yang terus bertambah ke tanah rencong. Kemudian dilanjutkan lagi oleh Ketua Komisi I DPRA Iskandar Usman Al Farlaky, di Banda Aceh menjelaskan bahwa pemerintah pusat sendiri harus merespon terkait adanya pergerakan kedatangan para imigran Rohingnya ke Aceh.

Iskandar menjelaskan bahwa para pihak terkait dalam persoalan penanganan pengungsi internasional, dan pemerintah provinsi Aceh harus secepat mungkin melakukan koordinasi ke pemerintah pusat. Apalagi ada isu mereka adalah pencari suaka.

Artinya pemerintah melalui departemen luar negeri dan penegak hukum lainnya harus merespon cepat, atau melakukan investigasi dan penyelidikan apa yang melatarbelakangi para imigran Rohingnya itu ke Aceh.

Baca Juga: Potensi Cuaca Buruk yang Melanda Wilayah Indonesia Hingga Awal Tahun 2023, BMKG: Masyarakat Harus Waspada

Baca Juga: Hati-Hati! BMKG Sebut 6 Wilayah Ini Berpotensi Dihantam Cuaca Ekstrem selama 2 Hari

"Apakah murni mereka ini sebagai pencari suaka politik atau hanya mereka menjadikan Aceh sebagai daerah transit saja yang kemudian akan masuk ke Malaysia," Kata Iskandar.

Iskandar menuturkan bahwa berdasarkan catatan serta amatan dirinya melalui media massa, terdapat sejumlah kasus terdamparnya etnis Rohingnya, dan banyak dari mereka yang melarikan diri dari tempat penampungan.

Misalnya, akhir-akhir ini diantara mereka banyak yang melarikan diri di lhokseumawe. Hal tersebut  menjadi sebuah pertanyaan siapa yang memfasilitasi pelarian mereka, penampung serta kemana tujuan pelariannya, karena itu perlu diusut secara tuntas.

"Apakah benar indikasi misalnya terlibat para sindikat human trafficking, mereka punya agen di Aceh atau di Indonesia, kemudian akan dibawa melalui Sumut dan masuk kembali ke Malaysia mencari kerja. Ini juga harus dilakukan proses penyelidikan lebih lanjut," ujar Iskandar.***

 

 

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler