Penyebab Konflik Rusia-Ukraina Ternyata Gara-Gara Ini

24 Februari 2022, 17:46 WIB
Ilustrasi konflik Rusia-Ukraina /Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS

ZONABANTEN.com - Konflik Rusia-Ukraina akhirnya memasuki babak baru setelah Vladimir Putin atas nama Moskow, merrestui serangan khusus ke wilayah tetangganya itu.

Serangan ini merupakan buntut dari konflik Rusia-Ukraina yang terus memanas di antara keduanya belakangan.

Diulas oleh akun YouTube Ferry Irwandi, beberapa waktu lalu kondisi Eropa timur menjadi sangat tegang ketika Rusia mulai mengkonsentrasikan pasukan militernya di sejumlah wilayah di perbatasan Ukraina.

Semenjak hari itu, negara-negara Barat mulai memberikan perhatian khusus kepada Ukraina dengan maksud membendung ambisi Rusia.

Baca Juga: Rusia Serang Ukraina Ketika Pertemuan PBB Sedang Berlangsung

Tetapi kondisi yang awalnya diharapkan akan berakhir damai, menjadi semakin parah setelah Vladimir Putin atas nama Rusia, mengakui kemerdekaan wilayah Donetsk dan Luhansk yang notabene nya milik Ukraina.

Konflik pun semakin memanas hingga keputusan penyerangan Rusia ke Ukraina. Tetapi pengakuan kemerdekaan terhadap wilayah itu bukanlah satu-satu penyebab dari serangan itu.

Diketahui dari sejumlah pakar politik, konflik Rusia-Ukraina ternyata sudah berlangsung cukup lama, yaitu sejak Uni Soviet masih menguasai Ukraina, hingga keruntuhannya.

Semenjak kemerdekaan Ukraina, negara tersebut terus berupaya untuk menjauhkan diri dari Rusia, yang berpuncak pada Revolusi Orange tahun 2004, untuk benar-benar lepas dari pengaruh Rusia.

Tetapi ini tentunya tidak membuat Rusia senang, dimana negara itu kemudian mencoba untuk menggenggam Ukraina melalui pengaruh politik.

Baca Juga: Krisis Ukraina: Ratusan Orang Dikhawatirkan Tewas Usai Invasi Rusia dengan Serangan Pengeboman Besar-besaran

Ternyata upaya Rusia ini cukup berhasil, karena pada tahun 2010, Viktor Yanukovych yang pro-Rusia, berhasil mendapatkan suara mayoritas dalam pemilihan Presiden.

Viktor Yanukovych mencoba mendekatkan diri ke Rusia dengan mengabaikan perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa, yang mana membuat rakyat marah.

Kemudian revolusi kedua terjadi pada tahun 2014, yang mana berakhir dengan pengulingan Viktor Yanukovych dari kekuasaannya.

Penggulingan ini tentu tidak membuat Rusia senang, yang pada akhirnya Vladimir Putin melakukan invasi ke wilayah Krimea, dan berakhir dengan aneksasi.

Baca Juga: Di Tengah Krisis Ukraina, Kenapa Negara-negara di Asia Tenggara Nampaknya ‘Diam’ Saja?

Semenjak hari itu hubungan Rusia-Ukraina tak pernah membaik, hingga akhirnya presiden Ukraina terbaru, Volodymyr Zelensky, mengumumkan niatnya untuk memasukan Ukraina menjadi anggota NATO.

Rusia melihat bahwa adanya NATO di Ukraina akan menjadi ancaman serius baginya. Maka dari itu niatan Volodymyr Zelensky ini menjadi alasan kuat bagi Rusia untuk menguasai negara tetangganya itu.***

Editor: Siti Fatimah Adri

Sumber: Youtube Ferry Irwandi

Tags

Terkini

Terpopuler