17 Korban Longsor di Kota Atami Belum Ditemukan, Pencarian Terkendala Cuaca dan Kondisi Tanah

15 Juli 2021, 07:38 WIB
Tanah longsor melanda kawasan Izusan, Atami, Jepang, Sabtu (3 Juli 2021. Kejadian itu diakibatkan oleh curah hujan tinggi di kawasan tersebut /ANTARA FOTO/ Kyodo/via REUTERS/foc./ ANTARA FOTO/ Kyodo/via REUTERS/foc.

ZONABANTEN.com —‌‌‌‌ 17 orang masih belum ditemukan selama lebih dari seminggu sejak tanah longsor besar menghancurkan kota Atami di Prefektur Shizuoka, Jepang.

Pencarian korban sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang buruk, dan hujan yang diperkirakan lebih banyak minggu ini.

“Saya merasa ini sangat berbahaya, karena bencana lain bisa terjadi akibat hujan yang terus-menerus,” ujar Sato Kunihiro, relawan yang ikut serta dalam pencarian ditulis NHK pada Senin 12 Juli 2021.

“Kami telah tersapu, dan terkubur dalam lumpur. Upaya penyelamatan ini lebih intens daripada yang lain,” lanjutnya.

Pada hari Jumat 9 Juli 2021 yang lalu, sekitar 1.700 penyelamat berhenti melakukan tugas mereka setelah area kecil yang dicari runtuh. 

Mereka hanya bisa menunggu kesempatan untuk melanjutkan pencarian sambil menunggu tanah di area tersebut stabil lagi. 

Sebagian besar pekerjaan dilakukan dengan tangan karena area tersebut terlalu berbahaya untuk penggunaan mesin.

Baca Juga: Daftar 100 Titik Penyekatan PPKM Darurat Di Wilayah Polda Metro Jaya, Berlaku Mulai Kamis 15 Juli 2021

Para kru dikirim kembali ke daerah itu tiga jam kemudian, tetapi kelembaban yang ekstrim menyebabkan rintangan baru. 

Kadang-kadang, mereka harus menerjang lumpur setinggi pinggang mereka. 

Sementara itu, pada Sabtu dan Minggu, suhu mencapai 30 derajat Celcius menjadi halangan lain.

“Aku masih tidak percaya, tapi inilah kenyataannya.” ujar Araki Michio, seorang penduduk setempat yang selamat, kepada NHK.

“Saya hanya ingin semua orang yang hilang segera ditemukan,” ujar Araki yang menyaksikan tim penyelamat membersihkan lumpur dan puing-puing.

Araki menggambarkan kepedihan melihat kampung halamannya dilanda bencana. 

Dia mengungkapkan bahwa meskipun anggota keluarganya aman dan rumahnya selamat, beberapa temannya hilang.

Baca Juga: Putra Presiden Jokowi Gibran Rakabuming Raka Positif Covid-19, Ternyata Ini Penyebabnya

Sebagian Atami masih belum memiliki pasokan air, dan beberapa jalan masih terhalang. 

Bagi warga yang terkena dampak, itu berarti pendakian yang curam menanjak untuk mencapai stasiun air. 

Pada hari Senin, pihak berwenang setempat mulai membawa kantong air untuk orang-orang yang membutuhkannya.

Banyak orang harus berjalan menaiki tangga curam untuk mencapai stasiun air.

Hampir 600 orang masih berada di hotel yang digunakan sebagai pusat evakuasi karena longsor tersebut merusak atau menghanyutkan sekitar 130 bangunan. 

Pada hari Senin, pihak berwenang mengizinkan mereka untuk sementara kembali ke rumah mereka untuk mengambil barang-barang penting yang telah mereka tinggalkan selama berhari-hari. 

Pejabat lokal bekerja secepat mungkin untuk menyediakan perumahan umum bagi mereka yang kehilangan rumah.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: NHK

Tags

Terkini

Terpopuler