Bolehkah Sholat Tahajud Setelah Tarawih? Begini Hukum dan Dalil Terkait Pelaksanaannya yang Wajib Diketahui

- 14 Maret 2024, 21:43 WIB
Ilustrasi shalat tahajud
Ilustrasi shalat tahajud /
 
ZONABANTEN.com- Pertanyaan mengenai hukum melaksanakan sholat tahajud setelah tarawih selalu menarik perhatian banyak orang, terutama di bulan suci Ramadan. Bahkan hal ini sering diperdebatkan banyak orang. 
 
Lalu bagaimana sebenarnya hukum melaksanakan sholat tahajud setelah tarawih? Berikut adalah penjelasan lengkapnya serta dalil pelaksanaannya.
 
Sholat tahajud adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ibadah ini dilakukan pada malam hari setelah tidur sejenak, sebelum waktu sholat Subuh dimulai. 
 
 
Tahajud memiliki keutamaan yang besar dalam agama Islam, karena Rasulullah SAW secara konsisten mengerjakannya dan menganjurkan umatnya untuk melakukannya.
 
Sholat tahajud memiliki banyak keutamaan yang dijelaskan dalam Al-Quran dan Hadis. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Israa (17:79) yang artinya: "Dan (janganlah kamu mengingkari) tahajud di waktu malam sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji." 
 
Selain itu, Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa melaksanakan sholat ini merupakan tanda keimanan yang besar dan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
 
Namun bagaimana hukumnya jika sholat tahajud dilakukan pada bulan Ramadhan setelah pelaksanaan tarawih?
 
 
Hukum Melaksanakan Sholat Tahajud SE Tarawih 
Sholat tahajud setelah sholat Tarawih memiliki hukum yang diperdebatkan di kalangan ulama. Lalau bagaimana sebenarnya?
 
Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan bahwa karena adanya itikaf, maka tidak dianjurkan untuk melaksanakan sholat tahajud setelah sholat tarawih. 
 
Dia menegaskan bahwa tidak ada lagi pelaksanaan sholat tahajud setelah tarawih, karena tahajud qiyamnya Ramadan sama dengan tahajud biasa, hanya saja waktu pelaksanaannya dimajukan.
 
Alasannya adalah untuk memudahkan umat Muslim yang mungkin tidak pernah melaksanakan sholat tahajud. Dengan demikian, Allah SWT memberikan kemudahan kepada umat-Nya dengan menggantikan sholat tahajud menjadi sholat tarawih.
 
Lebih lanjut, Ustadz Khalid Basalamah mengutip hadits riwayat Bukhari yang menegaskan bahwa Siti Aisyah pernah berkata kepada Nabi Muhammad SAW bahwa dia tidak pernah melaksanakan sholat malam dengan rakaat lebih dari 11.
 
 
Mengutip Hadis ad-Darimi, ‘Aisyah juga mencatat bahwa Rasulullah saw melaksanakan Salat malam antara Isyak dan Subuh sebanyak sebelas rakaat. 
 
Beliau mengucapkan salam pada setiap dua rakaat, menciptakan formasi Salat yang terdiri dari sepuluh rakaat, dan diakhiri dengan witir satu rakaat.
 
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي مَا بَيْنَ الْعِشَاءِ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ
 
Dari ‘Aisyah (diriwayatkan) ia berkata: Rasulullah saw melakukan salat antara Isyak dan Subuh sebanyak sebelas rakaat. Beliau mengucapkan salam pada setiap dua rakaat dan melakukan witir dengan satu rakaat [H.R ad-Darimi Nomor 1538].
 
 
Berdasarkan hadis di atas, Nabi Saw melaksanakan Salat sunah qiyamul-lail pada bulan Ramadan dan bulan-bulan lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat. 
 
Pola Salat tersebut terdiri dari empat rakaat, diikuti empat rakaat lagi, dan diakhiri dengan witir tiga rakaat. Dengan demikian, rakaat Salat malam tidak pernah melebihi sebelas rakaat, baik di dalam maupun di luar Ramadan.
 
Dalam konteks ini, penting bagi umat Islam untuk memahami pandangan Ustadz Khalid Basalamah mengenai hukum melaksanakan sholat tahajud setelah tarawih. 
 
Meskipun terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama, penjelasan tersebut memberikan pandangan yang jelas tentang praktek sholat di bulan Ramadan.
 
 
Selain itu, sebagai umat Islam, penting untuk memperdalam pemahaman terkait prinsip-prinsip sholat dan menjadikannya sebagai bagian integral dari ibadah sehari-hari. Dengan memahami hukum-hukum yang berkaitan, umat Muslim dapat melaksanakan ibadah dengan penuh keyakinan dan ketundukan kepada Allah SWT.***
 

Editor: Bayu Kurniya Sandi

Sumber: Muhammadiyah.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x