Dialektika tanpa dogma, kisah Robert Havemann, sang pembangkang dua rezim

- 14 Februari 2024, 23:17 WIB
ilustrasi Debat Capres dan Cawapres. Daftar Nama Panelis dalam Debat Capres Cawapres untuk Pemilu 2024, Catat Tanggalnya Disini
ilustrasi Debat Capres dan Cawapres. Daftar Nama Panelis dalam Debat Capres Cawapres untuk Pemilu 2024, Catat Tanggalnya Disini /PRMN
 
ZONABANTEN.COM - Tahun 1949, tahun yang menegangkan bagi Jerman. Empat tahun setelah harus menyerah kepada Sekutu, Jerman terpaksa dipisah menjadi dua bagian, yakni bagian Barat, dan Timur. Setelah perang dunia kedua, para Sekutu membebaskan tahanan Yahudi, dan tahanan Politik yang mendekap di beberapa kamp konsentrasi yang tersebar di seluruh Jerman. 
 
Salah satu tahanan Politik yang dibebaskan adalah Robert Havemann, seorang Marxis garis keras. Ia dibebaskan oleh para aparat Uni Soviet, dan dikirim ke Jerman Timur pada 1946 dimana pada tahun tersebut masih bernama "Daerah okupasi Uni Soviet" . 
 
Robert Havemann merupakan seorang fisikawan yang dilahirkan pada tanggal 11 Maret 1910. Ia merupakan lulusan Universitas Humboldt Berlin. Robert Havemann memulai aktivitasnya di dunia Politik pada saat ia masih menduduki bangku kuliah di Institut Kaiser-Wilhelm dimana ia menulis disertasi berjudul " solusi protein ideal yang nyata". Ia mulai bergabung salah satu organisasi pembangkang bernama "Neu Beginnen" (Permulaan baru) sebelum NAZI berkuasa. Organisasi tersebut merupakan organisasi yang terobsesi dengan Leninisme.
 
Pada tahun 1943, Havemann membentuk Organisasi bernama "Uni Eropa" dimana ia melalui sepupunya sering berkontak dengan Arvid Harnack dari Kapel Merah Berlin. Tak lama berselang, NAZI pun mengetahui kegiatannya. Ia pun terpaksa mendekap dipenjara. Pertama ia dipenjara di penjara Gestapo, dan berikutnya di Brandenburg. 
 
 
Pada saat ia mendekap di Brandenburg, ia dipaksa untuk melakukan penelitian oleh para NAZI. Hal itu yang membuatnya mampu menghindari Hukuman Mati. Ia divonis Hukuman Mati pada bulan Desember 1943, namun ia tidak pernah dieksekusi dikarenakan keahliannya. 
 
1945, Jerman harus menyerah kepada Sekutu. Negara Jerman tampak berantakan. Havemann pun berhasil dibebaskan oleh para sekutu. Setelah perang, ia sempat bekerja di Institusi Kaiser-Wilhelm dan bertekad untuk menyelamatkan institusi-insitusi Kaiser wilhelm yang tersisa. Namun pada 1948, ia harus disingkirkan dari posisinya sebagai rektor daripada Institusi tersebut karena telah diambil alih oleh Amerika Serikat. Namun posisinya sebagai ketua bidang Biomedis tetap ia pertahankan hingga 1950. 
 
Pada tahun 1950an, ia menikmati posisi-posisi yang penting di Jerman Timur diantaranya sebagai rektor insitut Kimia Fisika Universitas Humboldt Berlin, pada tahun 1950. 
 
Pada tahun 1951 ia bergabung dengan Sozialistische Einheitspartei Deutschlands (SED) (Partai Persatuan Sosialis Jerman), dimana ia mendeklarasikan keanggotaan Partai Komunis Jerman-nya dimana ia sudah menjadi anggota sejak 1932.
 
 
Dari tahun 1946 hingga 1963, Havemann merupakan Informan KGB, STASI (Intelijen Jerman Timur), dan Armeeaufklärung (Intelijen Militer Jerman Timur).  Ia diberi nama alias "Leitz" dan menginformasikan mengenai orang-orang membahayakan. 
 
Ia juga bekerja sebagai informan pada demonstrasi 17 Juni 1953 di Jerman Timur. Namun sejak 1956, ia mulai melihat kejanggalan dalam sistem Komunisme. Ia menyadari kesalahan sistem ini. 
 
Sejak meninggalnya Stalin, dan beralihnya kekuasaan kepada Kruschev yang pada masa awal jabatannya memberikan kelonggaran besar-besaran, ia semakin berani menantang. 
 
Ia mulai menentang sejak 1963 dimana ia memberikan kelas mengenai "Aspek Ilmu pengetahuan Alam dalam permasalahan Filosofi" pada semester musim dingin. Pembelajaran yang ia berikan ini menyebabkannya dikeluarkan dari Partai, diberikannya larangan mengajar kepadanya. 
 
Pada 1965 ia mulai diberikan sanksi larangan bekerja, dan 1966 ia dikeluarkan dari Akademi sains Jerman Timur. Setelah itu, ia semakin rajin mengkritik partai yang menguasai Jerman Timur melalui media-media di Jerman Barat. 
 
Pada tahun 1968, ia memprotes melawan Invasi Uni Soviet ke Praha yang dimana Pasukan Jerman Timur turun tangan. Ia memprotes dengan menyuruhkan anak-anaknya melumurkan darah ke bendera Cekoslovakia dan menyebarkan pamflet bertuliskan  "Dukung Alexander Dubcek" (Penguasa Cekoslovakia saat itu). 
 
 
Pada tahun 1976, ia memprotes melawan pengusiran temannya, Biermann dari Jerman Timur. Dikarenakan tindakannya, ia diberikan sanksi Penahanan Rumah. Pria yang awalnya bekerja untuk intelijen Jerman Timur, sekarang selalu diintai oleh Intelijen Jerman Timur akibat daripada aksinya.
 
Setelah 3 tahun, status Penahanan Rumah diangkat, namun STASI tetap mengintai. Mereka bahkan sampai memberikan daftar 70 Nama Warga Jerman Timur yang dilarang mengunjungi Rumah Havemann. 
 
Enam tahun berselang, ia terpaksa menghembus nafas terakhirnya. 
 
Sekarang Jerman menikmati buah dari apa yang ia perjuangkan, sebab sejak 1989 tembok Berlin runtuh, dan Jerman menyatu kembali sejak 1990, dan menjadi demokratis. Uni Eropa pun ditemukan tak lama kemudian, tepatnya pada 1993 di Maastricht, Belanda.***

Editor: Bayu Kurniya Sandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x