NU,Muhammadiyah, dan Pemerintah telah menetapkan jadwal Ramadhan

- 5 Februari 2024, 22:55 WIB
17 Ramadhan jadi hari turunnya surat pertama di Al-Qur'an, berikut keutamaan dan hikmahnya
17 Ramadhan jadi hari turunnya surat pertama di Al-Qur'an, berikut keutamaan dan hikmahnya /Abdullah Ghatasheh/Pexels
ZONABANTEN.com - Penghitungan Bulan Ramadhan sudah dilakukan oleh Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah. Tradisi tahunan ini akan jatuh pada tanggal 11 Maret 2024.
 
Sementara itu, awal bulan Syawal alias idul fitri akan jatuh pada tanggal 10 April 2024. 
 
Hal ini sudah dipastikan karena hal ini sudah terdata didalam surat Majelis Tajdid dan Tajrih yang sudah ditandangani oleh Waketum dan Wasekjen Majelis Tajdid dan Tajrih PP Muhammadiyah Hamim Ilyas dan Atang Solihin.  Ketentuan ini diperjelas oleh Prof.Dr. H. Haeder Nashir, MSi. "Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah memutuskan bahwa awal Ramadhan tahun ini jatuh pada hari Senin tanggal 11 Maret 2024, dan idul fitri akan jatuh pada 10 April 2024, dan bahwa idul adha akan jatuh pada 17 Juni 2024, sehingga bagi para saudara-saudara Muslimin atau pengikut Muhammadiyah mengikuti Ibadah Idul Fitri atau Idul Adha sesuai dengan apa yang telah kami maklumatkan ahri ini" tuturnya dalam sidang konferensi pers yang dihadiri oleh wartawan "Yang kedua, kenapa Muhammadiyah mengumumkan sekarang, dan mungkin mendahului, kami Muhammadiyah tidak mendahului siapapun, jadi pengumuman maklumat ini merupakan suatu hal yang lumrah  terjadi pada setiap tahun, sebagaimana juga berbagai organisasi Islam, bahkan negara, itu mengeluarkan kalender" lanjut beliau.
 
 
Namun ini tentu berbeda dengan Pemerintah sebab Pemerintah menetapkan 12 Maret sebagai awal bulan Ramadhan. Perbedaan antara Muhammadiyah, NU, dan Pemerintah sudah menjadi tradisi sejak reformasi. Hal ini dikarenakan mereka menggunakan tata cara yang berbeda Tata cara yang digunakan oleh NU dan Pemerintah adalah Rukyah, sedangkan tata cara yang digunakan oleh Muhammadiyah adalah menghitung Hisab. Perbedaan antara kedua tata cara adalah bila menghitung menggunakan cara Hisab, maka akan dihitung secara Matematis, sedangkan bila dilakukan dengan cara rukyah maka akan memantau penampakan bulan sabit setelah ijtimak.
 
Didalam Al-Quran sendiri tidak tercantum metode yang paling tepat dalam menentukan, namun terdapat satu ayat Al Quran yang mendukung metode Rukyah. Ayat tersebut adalah ayat 185 dari surah Al Baqarah yang kalau diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia berbunyi:
"Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."
 
Ayat ini dapat dianggap mendukung teori melihat daripada bulan Sabit, karena dalam ayat tersebut tertampak jelas bahwa Allah SWT menentukan bulan Ramadhan dari terbitnya bulan Sabit.
 
 
Dengan ini dapat dipastikan bahwa bagi pengikut Muhamadiyah bahwa Ramadhan akan jatuh pada 11 Maret dan berakhir 10 April 2024, dan Idul Adha akan jatuh pada 17 Juni 2024.***

Editor: Bayu Kurniya Sandi

Sumber: tafsirq.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x