Mengenal Oliebollen, ‘Odading’ Musim Dingin Khas Belanda yang Viral di Media Sosial

- 4 Januari 2023, 13:43 WIB
Sejarah singkat Oliebollen, makanan Tahun Baru khas Belanda yang sempat viral di media sosial
Sejarah singkat Oliebollen, makanan Tahun Baru khas Belanda yang sempat viral di media sosial /sbs.com.au

ZONABANTEN.com – Mengenal Oliebollen, ‘odading’ musim dingin khas Belanda yang viral di media sosial.

Beberapa hari lalu, warganet di media sosial Twitter sempat dibuat tergelak karena tweet lucu tentang Oliebollen, yang diunggah oleh akun @jastairvine.

Ia menceritakan temannya yang sedang berlibur di Amsterdam, dan diajak kekasihnya, yang merupakan seorang Warga Negara Asing, untuk membeli sebuah makanan.

Setelah antre 2 jam di tengah musim dingin, ternyata makanan yang bernama Oliebollen itu tak jauh berbeda dengan odading.

Jika diterjemahkan, Oliebollen berarti sendiri ‘bola minyak’. Mungkin terdengar sedikit aneh, tetapi orang Belanda tidak berhenti memakannya selama berabad-abad.

Dilansir dari sbs.com.au, banyak yang mengira bahwa Oliebollen berasal dari aman pagan, karena dimakan oleh Suku Jermanik yang merayakan Yule.

Baca Juga: Ini Resep ODADING , Penganan Yang Viral Habis Makan Berasa Jadi 'Iron Man' 

Dikisahkan bahwa dewi pagan yang kejam, Perchta, akan terbang berkeliling dan membelah perut orang-orang yang ditemuinya untuk dimakan.

Dengan memakan Oliebollen, seharusnya menjadi mencegah itu semua. Residu mereka yang berminyak, berarti pedang Perchta akan terlepas dari perut mereka, menghindarkan mereka dari jalan hangry level berikutnya.

Sementara itu, sumber lain mengatakan bahwa Oliebollen dibawa ke Belanda oleh orang-orang Yahudi yang melarikan diri dari Portugal pada Abad Pertengahan.

Pada abad ke-17, donat Belanda pertama kali disebutkan. Sebuah resep Oliebollen diterbitkan dalam buku masak Belanda, De verstandige kock oft sorghvuldige huyshoudster, yang berarti ‘juru masak yang bijaksana atau pengurus rumah tangga yang berhati-hati’.

Resepnya menyebutkan bahwa suguhan berlemak sebagai Oliekoecken atau ‘kue minyak’. Barulah pada akhir abad ke-19, Oliebollen menjadi nama pilihannya, dan dimasukkan ke dalam kamus Belanda.

Sekitar periode yang sama, pelukis Belanda, Aelbert Cuyp, mengilustrasikan pot Oliebollen (seorang wanita muda dengan pot Oliebollen), yang saat ini dipajang di Museum Dordrecht.

Jadi, orang hanya bisa berasumsi Oliebollen telah dimakan oleh Belanda selama beberapa waktu. Di Belanda, Oliebollen adalah cara jitu untuk menghangatkan tubuh saat musim dingin.

Baca Juga: PM Belanda Mohon Maaf ke Indonesia atas Tindak Kekerasan Era Penjajahan Perang Kemerdekaan 1945–49  

Menjelang periode perayaan, donat tradisional Belanda sudah tersedia dari banyak pedagang kaki lima, yang disebut Oliebollen Kraam.

Camilan ini biasanya dijual dengan harga masing-masing sekitar satu euro atau lebih murah untuk dibeli dalam jumlah besar.

Waktu terbaik untuk membeli Oliebollen adalah ketika makanan itu baru saja matang. Ini akan menjadi hangat dan lengket, kesegarannya juga dapat tercium.

Oliebollen Kram sering menjual kudapan Belanda lainnya, seperti Appelbeignets (kue goreng apel), Appelbollen (pangsit apel), dan berbagai variasi Oliebollen.

Ada variasi lain dari donat melalui bagian lain benua. Mereka disebut sebagai Croustillons di Prancis, dan Smoutebollen di Belgia.

Di Jerman, mereka disebut Berliner dan berisi selai. Di Italia, mereka dikenal sebagai Fritole. Sedangkan di Serbia dan Bosnia disebut Uštipci.***

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: sbs.com.au


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x