ZONA BANTEN - Menurut sebuah studi baru yang dilakukan oleh para peneliti di Rumah Sakit Umum Massachusetts (MGH), polusi udara menimbulkan ancaman signifikan bagi kesehatan kardiovaskular manusia.
Ada polutan udara yang berbeda, tetapi studi MGH berfokus pada materi partikulat (PM). Partikel yang dianggap dapat terhirup adalah konglomerat padat dan cair.
Partikel-partikel ini dapat mencapai diameter hingga 10 mikron, sepertujuh dari diameter rambut manusia.
Baca Juga: KAI Lakukan Pemeriksaan GeNose C19 COVID-19 Mulai di Stasiun Gambir
Kematian mereka meningkat saat ukurannya mengecil, yang memungkinkan penghindaran pertahanan pernapasan tubuh.
Partikel berdiameter 2,5 mikron atau lebih kecil (PM2.5) “tidak hanya dapat dihirup tetapi juga dapat melintasi membran alveolar-kapiler" yang juga dikenal sebagai sawar darah-paru, “ke sirkulasi dan menyebarkannya efek merugikan pada berbagai organ,” penulis studi bersama Shady Abohashem, MD , peneliti di departemen kardiologi di MGH, mengatakan kepada Verywell.
Para peneliti mengikuti 503 pasien MGH yang tidak memiliki riwayat kanker atau penyakit kardiovaskular pada awal selama median 4,1 tahun.
Baca Juga: Kurs Rupiah terhadap Dolar, 16 Februari 2021: Dolar Tertahan, Rupiah Menawan
Pada akhir penelitian, 40 partisipan (8%) pernah mengalami MACE seperti stroke atau serangan jantung.