Oki Setiyana Dewi Dinilai Normalisasikan KDRT, Ternyata Beginiloh Bahayanya Siklus KDRT

3 Februari 2022, 17:36 WIB
Ceramah Oki Setiyana Dewi dianggap menormalisasikan KDRT /Instagram/okisetianadewi

ZONABANTEN.com - Oki Setiyana Dewi mendapatkan kritikan keras terhadap ceramahnya yang dinilai menormalkan perilaku KDRT.

Permasalahan ini bermula dari sebuah video TikTok milik akun @okisetianadewi13 yang memperlihatkan ceramah Oki Setiyana Dewi, yang kemudia beredar di berbagai sosial media.

Dalam ceramah itu, Oki Setiyana Dewi bercerita tantang kisah suami istri di Jeddah yang bertengkar kemudian ada tindakan kekerasan terhadap sang istri.

Baca Juga: Viral! Payudara Tak Sesuai Ukuran Peserta Gagal Lolos Tes CPNS

Kemudian ceramah tesebut diterjemahkan oleh netizen sebagai upaya menormalisasikan KDRT. Ini karena Oki Setiyana Dewi diduga secara implisit menyatakan bahwa pelaporan tindakan kekerasan oleh suami dirasa tidak perlu.

Video TikTok ini telah viral diberbagai platform, termasuk Google dan juga Twitter.

Menurut Domestic Violence Coordinating Council, kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT sering digunakan pelaku sebagai upaya mempertahankan kekuasaan atau kontrol atas pasangannya.

Baca Juga: Yoon Bomi Apink Ungkap Tentang Comeback Grup yang Akan Datang

Ini tidak hanya berlaku pada pasangan suami-istri saja, tetapi juga pasangan kencan, teman serumah, dan mantan pasangan.

KDRT juga tidak hanya berlaku pada pasangan lawan jenis, tetapi dapat juga pada pasangan sesama jenis.

KDRT memiliki 2 kategori, yaitu KDRT pasangan intim dan KDRT pasangan non-intim.

KDRT pasangan intim meliputi pasangan yang memiliki hubungan romantis, seperti suami dan istri, pacar, atau mantan pacar.

Sementara KDRT pasangan non-intim berlaku pada pasangan tanpa hubungan romantis, misalnya antara orang tua dan anak.

Baca Juga: Tak Melulu Lewat Ucapan, Berikut Ini 15 Cara Pria Mengungkapkan Perasaan Kepada Orang Tersayang

Psikolog Amerika Serikat dan pendiri Domenstic Violence Institute, pernah mengatakan dalam karyanya pada tahun 1979, bahwa KDRT memiliki sebuah siklus.

Siklus terdiri dari 3 tahap yaitu periode ketegangan, kekerasan, dan honeymoon stage.

Periode ketegangan adalah periode dimana setiap pertengkaran terjadi. Sedangkan periode kekerasan adalah periode dimana tindak kekerasan terjadi, mulai dari ringan hingga berat.

Sementara honeymoon stage sering disebut periode penyesalan dimana pelaku akan menyesali perbuatannya, sementara korbar akan berjanji menjadi lebih baik.

Honeymoon stage dapat menjadi upaya untuk menormalkan situasi, umumnya karena pelaku takut pasangannya pergi, dan korban hanya mengharapkan kekerasan dapat dihentikan.

Tapi sayangnya kebanyakan fase honeymoon stage hanya akan membuat kekerasan terus berlanjut, dan dapat meningkat seiring waktu tanpa intervensi.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: DVCC Delaware Goverment

Tags

Terkini

Terpopuler