Mengapa Bulan Januari Terasa Lebih Lama? Berikut Alasan dan Penjelasan Ilmiahnya

- 16 Januari 2024, 23:15 WIB
Menurut Para Ahli, Ternyata Putus Cinta Punya Efek Samping Bagi Tubuh. 2024 Stop Galau Deh...
Menurut Para Ahli, Ternyata Putus Cinta Punya Efek Samping Bagi Tubuh. 2024 Stop Galau Deh... /Gambar: tangkapan layar dari situs Pexels by RDNE Stock project/
ZONABANTEN.com- Bulan Januari seringkali mendapat sorotan sebagai bulan yang terasa lebih lama, meskipun memiliki durasi yang sama dengan bulan-bulan lainnya. 
 
Bahkan fenomena bulan Januari yang terasa lebih lama ini tidak hanya dirasakan oleh satu atau dua orang saja, beberapa lainnya mengaku merasa hal yang sama.
 
Lalu apa yang menjadi penyebab fenomena bulan Januari ini terasa lebih lama dari waktu biasanya?
 
Fenomena ini menarik perhatian netizen di sosial media, untuk itu Tim Zona Banten ingin mengungkap alasan di balik perasaan ini.
 
 
Menurut penelitian oleh William Skylark dari Universitas Cambridge dan Zhenguang Cai, seorang mahasiswa PhD di University College London (UCL), terdapat beberapa aspek yang dapat menjelaskan mengapa Januari terasa lebih lambat.
 
Skylark mencatat bahwa banyak orang menganggap Januari sebagai bulan paling sibuk dalam setahun. 
 
Pasca-meriahnya liburan pergantian tahun sering diikuti oleh tekanan dan kesibukan intens, baik di tempat kerja maupun kehidupan sehari-hari. 
 
Kesibukan ini menciptakan persepsi bahwa waktu berjalan lebih lambat, seolah setiap harinya lebih panjang dan sulit dilewati.
 
 
Cai menambahkan dimensi psikologis dengan menyoroti kembalinya ke rutinitas setelah liburan Natal. 
 
Proses memulai kembali pekerjaan atau kegiatan sehari-hari setelah masa liburan bisa menjadi pemicu perasaan bosan. 
 
Perbandingan antara kegembiraan liburan dan rutinitas harian yang dianggap monoton menciptakan kesan bahwa Januari terasa lebih lama.
 
Terkait konsep jam dopamin, Cai menjelaskan bahwa rutinitas monoton dapat menciptakan kebosanan, sementara momen-momen liburan yang penuh kegembiraan meningkatkan tingkat dopamin di otak. 
 
Tingkat dopamin yang tinggi dapat mempercepat jam internal dan membuat waktu terasa berjalan lebih cepat.
 
 
Meskipun belum sepenuhnya teruji, hipotesis ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang keterkaitan antara aktivitas sehari-hari dan persepsi waktu. 
 
Jadi, ketika banyak orang merasa bulan Januari berjalan lambat, mungkin karena tekanan pekerjaan pasca-liburan dan kembali ke rutinitas yang dianggap monoton.
 
Artinya, persepsi tentang lamanya waktu tidak hanya tergantung pada jumlah hari dalam bulan, tetapi juga dipengaruhi oleh cara kita mengisi hari-hari tersebut dengan aktivitas dan emosi. 
 
Secara keseluruhan, fenomena bulan Januari yang terasa lebih lama ini terjadi karena tingkat kesibukan yang mempengaruhi aktivitas dan emosional tubuh manusia, membuat waktu tampak berjalan lambat.***

Editor: Bayu Kurniya Sandi

Sumber: Instagram/@ussfeeds


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x