Film Serial Layangan Putus, Benarkah Potret Masyarakat Yang Meninggalkan Norma?

- 23 Januari 2022, 19:24 WIB
Alasan serial Layangan Putus sangat populer di Indonesia
Alasan serial Layangan Putus sangat populer di Indonesia /IMDb/imdb.com
ZONABANTEN.com - Film serial Layangan Putus yang diangkat dari kisah nyata karya Mommy ASF seolah menjadi potret kehidupan masyarakat yang mulai meninggalkan norma.
 
WeTV berhasil menghipnotis pemirsa terutama para emak-emak yang ketagihan menanti kelanjutan dari serial tersebut.
 
Bukan hanya itu, WeTV berhasil meracik adegan sedemikian rupa sehingga mampu membuat para pemirsa hanyut dalam perasaan Kinan sang tokoh utama.
 
Film Serial Layangan Putus memang mampu menampilkan rentetan cerita sebuah keluarga yang sangat elegant dalam menghadapi sebuah masalah.
 
 
Sikap ini ditunjukkan oleh Kinan yang nampak tenang dan obyektif dalam menghadapi perselingkuhan suaminya.
 
Kinan tidak serta-merta marah dan menuduh suaminya selingkuh, dia cukup sabar mengumpulkan semua bukti sampai akhirnya Aris tidak bisa mengelak akan perselingkuhannya tersebut. Bukti-bukti yang telah terkumpul ditambah langkah pintar Kinan menjebak mereka bertemu bertiga dalam acara dinner, membuat Aris dan Lydia selingkuhannya tak dapat mengelak.
 
Namun siapa sangka bahwa ketika perselingkuhan tersebut terbongkar, Aris dan Lydia justru mulai terang-terangan mengumumkan perselingkuhannya tersebut kepada Raya, sang putri semata wayangnya yang baru duduk di Sekolah Dasar.
 
Bahkan Aris tak sungkan mengajak Raya untuk tinggal di Apartemen Lydia. Disinilah mulai muncul pertanyaan-pertanyaan sang anak, yang bisa jadi mewakili pertanyaan penonton dari kalangan umur 17 tahun keatas.
 
 
Kamar papip dimana, papip tidur ma siapa, dll adalah beberapa pertanyaan yang mengusik ketika Raya melihat fakta bahwa ayahnya tinggal bersama wanita lain selain ibunya.
 
”Are you going to marry her?” tanya Raya yang dijawab Aris dengan menceritakan secara terbuka apa yang terjadi antara dirinya dan Lydia, bahwa mereka saling mencintai dan merencanakan akan menikah.
 
“Do you know if you hurt Mamim so you hurt me too,”tulis raya pada secarik kertas untuk ayahnya.
 
Beberapa emak-emak menyikapi adegan ini sebagai pelajaran yang tidak baik, dimana pasangan tidak menikah yang hidup dan tinggal bersama dalam satu rumah dianggap hal yang biasa.
 
Bahkan seolah legal untuk ditunjukkan dan dicontohkan pada anak perempuannya sendiri yang berusia dibawah 10 tahun.
 
 
Faktanya apa yang terjadi di masyarakat adalah, pasangan tidak menikah yang hidup dalam satu rumah masih dianggap tabu.
 
Masih ada rasa malu untuk mengakui hidup serumah tanpa ada ikatan perkawinan, artinya masih menghormati baik norma agama maupun norma adat masyarakat.
 
Beberapa adegan lain tentang percintaan Aris dan Lydia juga dianggap terlalu vulgar dan menggebu-gebu, apalagi dilakukan ditempat terbuka seperti di basement parkir mobil. 
 
Bagaimanapun banyak pelajaran yang bisa dipetik dan diambil hikmahnya dari film serial layangan putus. 
 
Tetapi akan jauh lebih baik jika sutradara membatasi adegan agar tidak terlalu vulgar, dan tidak mengajarkan pada masyarakat bahwa satu ketabuan norma hidup serumah tanpa ikatan perkawinan menjadi seolah hal yang biasa.***

Editor: Rizki Ramadhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x