5 Tradisi Seks Aneh yang Dulu Dianggap Suci Tapi Sekarang Dilarang

20 Februari 2022, 15:00 WIB
Bacchanals, tradisi seks aneh yang pernah dilakukan /Public Domain

ZONABANTEN.com - Orang Indonesia sering mengkaitkan seks dengan agama. Bagi orang Indonesia seks tidak hanya hubungan antar dua manusia, tetapi antar manusia itu sendiri dengan Tuhan.

Masyarakat religius modern sering memandang seks sebagai bagian dari kesucian. Hanya saja aktivitasnya harus dilakukan sesuai dengan moralitas yang ada.

Didunia saat ini, agama Abrahamik adalah agama yang dominan. Maka tak heran jika agama-agama ini menjadi supir dari setiap moralitas yang ada di masyarakat.

Hanya saja moralitas terbentuk berdasarkan kepercayaan, dimana moralitas tidak selalu sama di setiap kepercayaan yang ada. Begitu juga dengan kepercayaan modern dan kepercayaan kuno.

Baca Juga: JUARA! Tim Putri Indonesia Cetak Sejarah, Raih Kemenangan BATC 2022 untuk Pertama Kalinya

Berbeda dengan jaman sekarang, moralitas seks pada zaman dahulu dilihat dengan cara berbeda. Jika masyarakat sekarang memandang itu sebagai tidak bermoral, maka jaman dahulu itu dianggap suci.

Dilansir ZonaBanten.com dari hipporeads.com, berikut adalah 5 tradisi seks jaman dahulu yang dianggap suci, tetapi sekarang justru sangat ditentang.

1. Tidak Berhubungan Seks Adalah Dosa

Dalam masyarakat Babilonia Kuno, seks sama pentingnya seperti sunat dalam Islam atau baptis dalam Kristen.

Menurut sejarawan Yunani Kuno, Herodotus, setiap sekali seumur hidup, para wanita babilonia harus melayani pria asing sebagai bagian dari ritual keagamaan.

Para wanita akan menunggu di kuil hingga seorang pria asing datang dan melemparkan koin padanya. Setelah melempar koin, setiap pria (tanpa memandang status atau umur) diwajibkan melakukan hubungan seks dengan wanita tersebut.

Jika menolak hubungan seksual maka akan dianggap dosa, dan koin yang telah diberikan akan dianggap suci dan dipersembahkan ke dalam kuil.

2. Hubungan Seks Sebagai Kedekatan dengan Ilahi

Bagi masyarakat Sumeria kuno, Raja muda selalu dituntut untuk memiliki kedekatan dengan Ilahi. Sementara pemuka agama adalah jembatan yang menghubungkan manusia dengan sang Ilahi.

Maka dari itu, untuk mencapai hal itu para raja muda harus meniduri pemuka agamanya sebagai bukti bahwa hubungannya dengan Ilahi sangat kuat.

Ritual itu akan dilakukan dihadapan para rakyat. Sementara rakyat akan sangat bersukacita jika penggabungan itu berhasil, karena panen dan kemakmuran akan terjadi di masa depan.

Baca Juga: Pemerintah 10 Negara Ini Membayar Warganya untuk Berhubungan Seks, Salah Satunya Tetangga Indonesia

3. Hamil Dipesta Pernikahan adalah Hal yang Biasa

Di beberapa negara modern saat ini, hamil diluar nikah memang bukanlah pelanggara hukum sosial. Akan tetapi ini merupakan pelanggaran di dalam hukum agama.

Tetapi berbeda dengan Inggris pada abad ke-12, kumpul kebo adalah perbuatan yang biasa. Keturunan adalah hal yang dijunjung tinggi kala itu, maka dari itu setiap wanita yang bertunangan harus dipastikan hamil sebelum menikah.

Kebiasaan ini awalnya tidak dipermasalahkan, hingga Gereja Katolik mengubah sudut pandannya. Tradisi ini resmi dilarang setelah Gereja mengeluarkan undang-undang pernikahan pada tahun 1753.

4. Mencambuk Wanita Untuk Mengundang Kesuburan

Jika bulan Februari pada masa modern dikenal sebagai bulan cinta penuh kelembutan, maka sebelum abad ke-5 bulan ini dikenal sebagai bulan cinta penuh nafsu.

Lupercalia adalah festival pagan yang berlangsung setiap 15 Februari. Perayaan ini dibuat untuk memperingati serigala betina yang telah merawat Romulus dan Remus, pendiri Roma.

Setiap pemuda akan telanjang, dan hakim berlarian di jalanan. Mereka akan mencambuk setiap wanita yang terlihat, dengan harapan memberikan kesuburan, dan keamanan saat melahirkan.

Baca Juga: Ada Jabatan Menteri Urusan Seks di Spanyol, Bertugas Mendorong Warga Lahirkan Lebih Banyak Bayi, Demi Apa?

5. Seks bagian dari politik

Ketertiban masyarakat dapat diperoleh dengan adanya pengertian diantara masyarakat. Dan pengertian dapat diperoleh dengan adanya Interaksi.

Dalam masyarakat modern, interaksi dapat diperoleh dengan berbagai hal, misalnya dialog, kerja bakti, atau silahturahmi. Tetapi dalam masyarakat Yunani Kuno, seks adalah cara memperoleh interaksi.

Sebuah festival seks, Bacchanals, diciptakan untuk menciptakan interaksi antar masyarakat. Dimana dalam pesta setiap orang akan mabuk dan melakukan seks bebas dengan mayarakat yang berbeda.***

Editor: Siti Fatimah Adri

Sumber: hipporeads.com

Tags

Terkini

Terpopuler