Cek Fakta: Vaksin Sinovac Mengandung Boraks, Tidak Halal, Berasal dari Jaringan Kera Hijau Afrika

- 3 Januari 2021, 08:18 WIB
Ilustrasi vaksin covid-19 Sinovac yang dikabarkan mengandung formalin, boraks adalah kabar Hoax
Ilustrasi vaksin covid-19 Sinovac yang dikabarkan mengandung formalin, boraks adalah kabar Hoax /ANTARA FOTO/


ZONABANTEN.com Pemerintah Indonesia kembali mendatangkan sebanyak 1,8 juta vaksin Sinovac.

Sebelumnya pada awal Desember tahun lalu, Indonesia telah mendatangkan 1,2 juta vaksin Covid-19 produksi Sinovac.

Selanjutnya tambahan dosis vaksin Sinovac yang mendarat pada 31 Desember 2020 tersebut langsung diberangkatkan dan disimpan di laboratorium Bio Farma di Bandung, Jawa Barat.

Di tengah rencana vaksinasi yang akan dilakukan pemerintah Indonesia, beredar kabar miring yang menyatakan bahwa vaksin Sinovac mengandung Boraks, tidak halal, dan berasal dari jaringan kera hijau Afrika.

Sebuah pesan beredar melalui aplikasi percakapan Whatsapp yang menyatakan vaksin Covid-19 buatan Sinovac mengandung bahan-bahan berbahaya seperti boraks, formalin dan merkuri.

Baca Juga: Gubernur Jatim Positif Covid-19, Khofifah: Semoga Allah SWT Melindungi Kita dan Bangsa Indonesia

Pesan itu juga mengatakan vaksin Sinovac tersebut sebenarnya hanya untuk kelinci percobaan dan bukan untuk digunakan secara luas.

Vaksin Sinovac, disebut dalam pesan itu, tidak halal karena berasal dari jaringan kera hijau Afrika.

Berikut narasi yang disebar:

"Coba perhatikan kemasan Vaksin Sinovac Covid-19 yang akan di suntikkan kepada warga. Jelas bertuliskan "Only for clinical trial" (Hanya untuk uji coba klinis alias untuk kelinci percobaan). Dan perhatikan "Composition and Description" Yaitu berasal dari Vero Cell atau berasal dari jaringan Kera hijau Afrika (Jelas tidak halal), kemudian mengandung Virus hidup yang dilemahkan, dan mengandung bahan dasar berbahaya (Boraks, formaline, aluminium, merkuri, dll),"

"Belum lagi yang tidak tertulis pada kemasan yaitu tidak ada jaminan tidak tertular penyakit setelah di vaksin dan tidak ada jaminan atau kompensasi dari perusahaan Sinovac jika terjadi cedera vaksin atau KIPI pada korban Vaksin,"

"Sumber yang membahas efek samping vaksin Sinovac Covid-19: Hasil keterangan FDA klik https://www.fda.gov/media/143557/download?fbclid=IwAR2U4e-sAyI1FmRSsxwFncalEoEoPVEoLI6y2zFLWL2Y7QtCzpToO41sMwM
Hasbunallah wani'mal wakiil,". Menurut pesan yang beredar.

Pesan tersebut juga menyertakan satu foto kotak vaksin Sinovac beserta alat suntiknya.

Baca Juga: Parah! Sabotase 500 Dosis Vaksin Covid-19, Apoteker Ini Masuk Penjara

Tangkapan layar pesan hoaks yang menyebutkan vaksin Sinovac tidak halal, mengandung boraks, berasal dari jaringan kera hijau Afrika.
Tangkapan layar pesan hoaks yang menyebutkan vaksin Sinovac tidak halal, mengandung boraks, berasal dari jaringan kera hijau Afrika. Whatsapp Broadcast


Namun, benarkah vaksin Sinovac mengandung bahan-bahan berbahaya?

Penjelasan:

Manajer Lapangan Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran Eddy Fadlyana mengonfirmasi klaim dalam pesan tersebut adalah hoaks.

Eddy mengatakan pesan itu mengandung hasutan dan kebohongan sehingga berpotensi membuat kekacauan di masyarakat.

Kemasan yang ditampilkan dalam pesan itu, menurut Eddy, adalah kemasan vaksin yang khusus digunakan untuk uji klinis seperti yang dilakukan di Bandung.

"Vaksinnya saat ini belum ada yang dipasarkan untuk masyarakat. Kemasan yang ada di dalam foto adalah kemasan vaksin yang digunakan untuk uji klinis di Bandung," kata Eddy.

Sementara klaim sel vero tidak halal, Eddy mengatakan lembaga yang menentukan halal atau tidaknya vaksin tersebut adalah Majelis Ulama Indonesia.

Namun, Eddy menyatakan vaksin Sinovac tidak menggunakan enzim tripsin babi. Sejumlah vaksin juga menggunakan sel vero seperti vaksin DPT yang mengantongi sertifikat halal.

Klaim lain bahwa vaksin COVID-19 Sinovac mengandung boraks, formalin, dan merkuri juga dibantah Eddy.

Baca Juga: Anak Bandel Jangan DIpukul! Inilah 6 Cara Mengontrol Emosi Anak yang Wajib Diketahui Orang Tua

Dalam vaksin dosis ganda (multidose) memang menggunakan merkuri jenis ethylmercury atau methylmercury, tapi vaksin dosis tunggal tidak menggunakan merkuri. Merkuri itu pun berbeda dengan zat merkuri yang dilihat oleh masyarakat.

Eddy menjelaskan merkuri yang digunakan dalam vaksin itu adalah merkuri yang ramah lingkungan. Jika masuk ke dalam tubuh, tubuh tidak meresapnya.

Fungsi merkuri dalam vaksin adalah menjaga kualitas vaksin agar tidak cepat rusak dan tidak mudah terkontaminasi.

"Merkuri itu biasanya setelah masuk ke dalam tubuh dalam waktu tertentu akan dibuang lewat ginjal, dosis yang digunakan juga di bawah ambang batas dari yang ditentukan WHO," kata Eddy.

Klaim: Vaksin Sinovac Mengandung Boraks, Tidak Halal, Berasal dari Jaringan Kera Hijau Afrika
Rating: Hoaks/ disinformasi/ tidak benar

Sampai Sabtu, 2 Januari 2021 Badan Pengawas Obat dan Makanan belum mengeluarkan izin penggunaan vaksin Covid-19 Sinovac, sehingga vaksin asal China itu belum dapat diberikan untuk masyarakat.

Sebelumnya pada Rabu, 30 Desember silam pemberian izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 Sinovac memasuki tahap penyelesaian.

BPOM terus melakukan pemantauan uji klinis dan mengevaluasi hasil uji klinis agar memastikan vaksin yang digunakan aman dan berkhasiat.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x