Cek fakta: Hati-hati Rawan Terjadi Tsunami di Akhir Bulan Desember

- 28 Desember 2020, 08:40 WIB
Ilustrasi tsunami.
Ilustrasi tsunami. /Pixabay/KELLEPICS

ZONABANTEN.com - beberapa peristiwa tsunami pernah terjadi di laut Indonesia menurut catatan sejarah.

Sebut saja tsunami Sumba pada tahun 1977, tsunami Flores 1992, Tsunami Banyuwangi 1994, Tsunami Kepulauan Banggai tahun 2000, tsunami Aceh pada tahun 2004, dan tsunami Pangandaran 2006.

Sebagian tsunami memang terjadi di Bulan Desember, seperti tsunami Aceh, dan tsunami Flores.

Berdasarkan data tersebut muncul narasi di media sosial tentang peringatan rawan tsunami di bulan Desember.

Klaim yang menyebutkan Desember merupakan bulan paling rawan terjadi tsunami, tersebar di media sosial menjelang penutupan 2020.

Baca Juga: Banggakan Indonesia! Anak Bangsa Menciptakan Alat Pendeteksi Covid-19 GeNose C19

Narasi itu turut memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai tsunami pada 11 hari terakhir Desember.

“Antara tgl 20 Desember sampai tahun baru biasanya bukan suka cita yang dirasakan dengan cara pergi liburan atau bersenang-senang tapi ini tanggal kewaspadaan karena bencana tsunami Aceh sampai Banten terjadi pada tanggal sekarang2 ini,” demikian narasi yang tersebar melalui Twitter.

Hoaks narasi Desember bulan rawan tsunami
Hoaks narasi Desember bulan rawan tsunami tangkapan layar kominfo


Namun, benarkah Desember merupakan bulan paling rawan terjadi tsunami?

Penjelasan:

Narasi di media sosial yang menyatakan tsunami paling rawan terjadi pada Desember merupakan narasi berulang yang pernah muncul juga pada 2019.

Faktanya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorta Karnawati mengatakan informasi soal bencana tsunami pada akhir tahun tidak dapat dipertanggngjawabkan dan termasuk dalam hoaks.

"Kalau ada info bahwa akhir tahun ada tsunami itu seperti mendahului Tuhan. Mohon jangan dipercaya," kata Rita seperti termuat dalam berita ANTARA pada 2019.

Rita menjelaskan kemunculan bencana seperti gempa bumi dan tsunami tidak dapat diprediksi sebagaimana prakiraan cuaca atau iklim.

Gempa bumi dan tsunami hanya bisa diamati melalui kecenderungan aktivitas, tapi tidak dapat dipastikan waktu dan lokasinya.

BMKG, menurut Rita, tidak pernah mengeluarkan prediksi gempa bumi dan tsunami. Peralatan untuk mendeteksi gempa bumi yang akan terjadi pun belum ada sampai saat ini, bahkan di negara maju.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dr Daryono, juga senada dengan Rita.

Baca Juga: Minum Kopi Membuat Anda Merasa Ingin BAB? Ini Alasan Sebenarnya

Melalui akun Intagram pribadinya @daryonoBMKG, dirinya mengatakan "berdasarkan data kejadian tsunami per bulan, tampak bahwa bulan dengan jumlah peristiwa tsunami paling banyak terjadi di bulan Februari, September, November, dan Desember, masing-masing 12 kejadian Tsunami.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by DARYONO BMKG (@daryonobmkg)

 

Klaim: Desember paling rawan terjadi tsunami
Rating: Salah/ Disinformasi

Berdasarkan sumber dan pembangkitnya, secara ilmiah tsunami tidak mengenal musim.

Gempa tektonik, longsoran dalam laut, erupsi gunung api merupakan fenomena geologis yang dapat terjadi tidak hanya pada bulan-bulan tertentu seperti halnya cuaca dan iklim, sehingga kapan saja dapat terjadi tsunami.

"Sebaiknya kita harus waspada dan siaga tsunami, Khususnya untuk masyarakat di wilayah pesisir yang pantainya berhadapan dengan sumber gempa bawah laut, dan sudah dinyatakan sebagai pantai rawan tsunami," tutup daryono.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Instagram ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x