Network
ZONABANTEN.com – Masyarakat Banten diminta untuk tidak asal-asalan memilih calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) pada November nanti. Imbauan ini disampaikan Gufroni, akademisi dari Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT).
Gufroni mengatakan, Banten masih tertinggal jika dibandingkan dengan provinsi lain di sekitarnya. Menurut dia, hal ini terjadi karena pemerintahan di Banten masih dikuasai kelompok tertentu, tidak mewakili aspirasi masyarakat setempat.
Gufroni menyampaikan, Banten dikenal sebagai Tanah Jawara karena kegigihan para pejuangnya dalam melawan penjajahan dan penindasan. Meskipun zaman telah berubah, masyarakat Banten seharusnya memiliki jiwa dan semangat yang sama.
“Banten dikenal sebagai Tanah Jawara di era penjajahan, memiliki keberanian melawan segala tindak kolonialisme dan penindasan yang merugikan masyarakat Banten,” katanya, dilansir dari ANTARA pada Kamis, 5 September 2024.
Gufroni melanjutkan, Banten bukan milik kelompok tertentu, tetapi milik seluruh masyarakat setempat. Selama ini, ujar dia, Banten terkenal dengan politik dinastinya. Hanya segelintir orang yang benar-benar merasakan kesejahteraan di Tanah Jawara ini.
Jika hal serupa terus terulang, praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) akan merajalela. Pemerintahan di Banten hanya menguntungkan kelompok atau golongan tertentu, sementara masyarakatnya hidup dalam kesengsaraan yang tak kunjung berakhir.
Baca Juga: Elektabilitas Airin Rachmi Diany Tinggi Jelang Pilkada Banten 2024, Andra Soni Tak Nampak
“Saya mengajak seluruh masyarakat Banten untuk lebih kritis dan bijak dalam memilih pemimpin pada pilgub yang akan diselenggarakan pada November 2024,” ujarnya.
Gufroni menegaskan, Pemilihan Gubernur (Pilgub) Banten 2024 adalah penentu masa depan provinsi ini dalam 5 tahun ke depan. Apakah mengalami perubahan atau tetap stagnan, mengingat banyak persoalan di Banten yang tak kunjung terselesaikan.
