Mengenal Padusan di Sungai Cisadane, Tradisi Warga Kota Tangerang Menjelang Ramadan

- 4 Maret 2024, 14:19 WIB
Mengenal padusan di Sungai Cisadane, tradisi warga Kota Tangerang menjelang Ramadan.
Mengenal padusan di Sungai Cisadane, tradisi warga Kota Tangerang menjelang Ramadan. /Diskominfo Kota Tangerang

ZONABANTEN.com – Menjelang bulan suci Ramadan, warga Kota Tangerang yang memeluk agama Islam berbondong-bondong menyambangi Sungai Cisadane untuk menggelar padusan atau keramas massal. Tradisi ini diikuti anak-anak, remaja, dan orang dewasa.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tangerang, Rizal Ridolloh, tradisi padusan layak diajukan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kota Tangerang. Pasalnya, tak semua daerah memiliki tradisi yang unik seperti ini.

“Tradisi ini perlu dilestarikan karena menjadi ciri khas dan belum tentu ada di wilayah lain. Ini sudah menjadi tradisi turun-temurun oleh masyarakat Kota Tangerang. Baik dari anak-anak hingga orang dewasa sampai saat ini masih menjalankan tradisi ini,” katanya.

Oleh karena itu, tahun ini Disbudpar Kota Tangerang akan mengajukan tradisi padusan di Sungai Cisadane sebagai WBTB ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI).

Baca Juga: Bubur Ayam Mas Yanto, Makanan Legendaris di Kota Tangerang, Rasanya Dijamin Nendang!

“Selain keramas massal, ada beberapa tradisi yang akan diajukan dan juga cagar budaya. Ini adalah upaya Pemkot Tangerang untuk melestarikan apa yang menjadi milik kita semua. Mudah-mudahan tradisi dan cagar budaya ini tetap ada dan berjalan hingga anak-cucu kita nanti masih bisa menyaksikannya secara langsung,” ujar Rizal.

Sementara itu, tradisi padusan juga dikenal di kalangan masyarakat suku Jawa. Padusan berasal dari kata adus yang berarti mandi. Tujuannya adalah untuk menyucikan diri, membersihkan jiwa dan raga, agar siap menghadapi bulan suci Ramadan yang penuh berkah.

Tradisi padusan juga dikenal di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta dan dilakukan menjelang Ramadan. Tradisi ini pun menjadi momentum untuk mengintrospeksi diri. Harapannya, orang yang melakukan padusan dapat menjadi pribadi yang lebih baik.

Oleh karena itulah padusan sebenarnya dilakukan seorang diri dalam suasana yang hening. Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi padusan mengalami pergeseran dan berubah menjadi tradisi mandi, keramas, atau berendam ramai-ramai di sungai, danau, dan lain-lain.

Baca Juga: Museum Benteng Heritage, Tempat Wisata Sejarah di Kota Tangerang yang Edukatif dan Menarik

Halaman:

Editor: Rismahani Ulina Lubis

Sumber: tangerangkota.go.id indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x