Network
ZONABANTEN.com - KPU Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyatakan bahwa maskot 'Si Pangsi' merupakan hasil masukan dari seluruh komponen masyarakat. Melalui Komisioner Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat, Ade Wahyu Hidayat, KPU membantah bahwa simbol tersebut hanya mewakili etnis betawi saja.
"Sebenarnya untuk menentukan maskot 2015 lalu, kita buka sayembara. Cuma karena hasil sayembara terlalu modern dan tidak sesuai dengan motto kita Pilkada yang berbudaya (sesuatu hal yang positif), maka kita ambil maskot dari sisi kearifan lokal," kata Ade Wahyu kepada wartawan, Selasa 16 Juni 2020.
Menurut Ade Wahyu, pakaian yang dikenakan dalam maskot tersebut bukanlah pakaian adat betawi. Namun, pakaian pangsi yang sudah banyak digunakan di berbagai komponen masyarakat.
Baca Juga: Harga Jual Emas Di Pegadaian Update 17 Juni 2020, Harga Emas Antam, Antam Retro, UBS
Baca Juga: Update Perkiraan Waktu Gerhana Matahari Cincin di Beberapa Wilayah Indonesia
"Yang dikenakan itu bukan baju betawi, itu kan kartun memakai baju pangsi, dan pangsi bukan dipakai sama orang betawi saja, sunda, madura dan jawa juga. Jadi jangan satu persfektif. Kemudian dia pakai peci, peci hitam itu kan budaya nasional, kalau betawi kan peci merah," tambahnya.
"Dalam sebuah maskot itu, tidak bisa mengakomodir keararifan lokal secara keseluruhan. Yang diambil itu yang muncul secara keseluruhan. Kalau kita tendensius ke betawi mending kita pakai ondel-ondel," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Tokoh Paguyuban Sunda Tangsel Tubagus Acil menyesalkan Maskot Pilkada tahun ini (2020) yang dianggap hanya mewakili teman-teman dari Etnis Betawi saja. Dirinya mempertanyakan landasan sejarah mengapa KPU Kota Tangsel mengambil “Si Pangsi” sebagai maskot.
Baca Juga: Gerindra-PAN Tangsel Sebut Sheet Pile Cipeucang Dipaksakan, Uang Rakyat 'Dihamburkan' Percuma
Baca Juga: Dianggap Tak Mewakili Keberagaman, Maskot Pilkada Tangsel Disoal
