Dianggap Tak Mewakili Keberagaman, Maskot Pilkada Tangsel Disoal

- 15 Juni 2020, 23:18 WIB
Si Pangsi, Maskot Pilwalkot Tangsel
Si Pangsi, Maskot Pilwalkot Tangsel /

ZONABANTEN.com - Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Desember mendatang, Maskot 'Si Pangsi' yang dirilis oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menuai kritik. Hal itu (kritikan) dilakukan salah seorang tokoh Sunda karena dianggap tidak mewakili keberagaman yang ada di Kota bertajuk Cerdas, Modern dan Religius (Cmore).

Tokoh Paguyuban Sunda Tangsel Tubagus Acil menyesalkan Maskot Pilkada tahun ini (2020) yang dianggap hanya mewakili teman-teman dari Etnis Betawi saja. Dirinya menayakan landasan sejarah mengapa KPU Kota Tangsel mengambil “Si Pangsi” sebagai maskot.

Baca Juga: Akan Dilakukan Lebih Maksimal, PSBB Tangerang Raya Diperpanjang Hingga 28 Juni 2020

"Maskot Pilkada harusnya lebih adil, mengikut sertakan seluruh unsur kebudayaan yang ada di Tangsel jangan hanya Betawi, tetapi kebudayaan Sunda dan TiongHoa perlu dimasukan. Namanya Maskot itu harus mempunyai sifat mewakili setiap unsur kebudayaan masyarakat, jika mau dibilang Pemilu yang berkebudayaan," kata Tubagus Acil dalam rilis yang diterima wartawan, Senin (15/6/2020).

Hal senada dikatakan Ketua Aspirasi Pemuda Serpong Yofi Yana. Yofi mengatakan KPU Kota Tangsel harus netral terkait pembuatan Maskot, pasalnya, kata Yofi lagi, di kota ini bukan hanya Betawi, tapi meliputi berbagai suku.

Baca Juga: Berkualitas Buruk, MAKI Bakal Surati Kejagung Soal Proyek Sheet Pile yang Dikawal TP4D

"Penghuni di Tangsel ini sudah multietnis, ya walaupun kalau sejarah masyarakat sudah ada dari kerajaan sunda (Pajajaran & Banten). Pemilu kan bersifat universal, setiap warga negara yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) harus tersosialisasi, jangan sampai ada masyarakat yang merasa tak terwakili," imbuhnya.

Baca Juga: Viral, Bule Bikin Kontet Yamaha NMAX dan Honda PCX Di Bali

"Harapannya agar maskot Pilkada dikaji ulang, agar penyelenggara tidak terjebak dalam rivalitas kesukuan, dan meminta agar pejabat publik harus memiliki empati agar menghindari cemburu sosial di masyarkat," pungkasnya.***(Tian)

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x