Network
ZONABANTEN.com - Shofwan (23), pedagang angkringan yang juga mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), menyesalkan sikap Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang dianggap tak humanis dalam penegakkan aturan PPKM.
Pasalnya, Satpol PP yang memarahi dengan suara keras kepadanya dan rekan kerja wanita yang menjaga angkringan di wilayah Pamulang, Kota Tangsel pada Minggu 18 Juli 2021 lalu dianggapnya berlebihan.
"Saya dari awal tidak menyediakan fasilitas lesehan atau apapun, tapi delivery atau takeaway. Semua tau aturannya. Memang, saya buka sampai jam 21.00 wib. Tapi, ini adalah satu-satunya mata pencaharian saya, untuk biaya kuliah," kata Shofwan dalam video yang diterima Zona Banten (Pikiran Rakyat Media Network), ditulis Selasa 20 Juli 2021.
Baca Juga: Isoman, Warga Ciputat Tangsel Ini Rasakan Kentalnya Sikap Gotong Royong
"Saya buka juga untuk uang membayar biaya kuliah mas, darimana lagi coba, ga mungkin minta uang sama orang tua kondisinya lagi sulit, saya juga kasihan liat temen saya padahal perempuan dibentak-bentak," ucapnya.
Mirisnya, dalam video tampak salah seorang petugas berbaju oranye, yang diduga melakukan intimidasi kepada pemilik angkringan. Petugas berbaju oranye tersebut terdengar mengatakan, jika permasalahan malam itu naik di media, maka pemilik angkringan akan dibawa oleh petugas.
"Besok kalau naek media, dia (pemilik angkringan)nya aja bawa," ucap petugas berbaju orange dalam video.
Video yang telah tersebar di dunia maya tersebut, sontak mendapatkan tanggapan dari warganet. Seperti komentar-komentar yang tampak dalam postingan instagram @infotangsel.co.
Yg penting kan ga ada kerumunan. Tolong jgn matiin pendapatan org... komentar yang ditulis @yourcoffeemates_
