Network
ZONABANTEN.com - Farizal Anwar (30) warga Pedurenan, Karang Tengah, Kota Tangerang menyesalkan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Negeri 3 yang dinilai tak memperdulikan keterangan yatim piatu saat mendaftarkan adiknya Nava Aulia Agustin (16) melalui jalur afirmasi.
"Pertama saya mendaftarkan adik saya Nava Aulia Agustin) melalui jalur zonasi, karena hanya berjarak 400 meter antara rumah dan sekolah," kata Farizal Anwar saat dikonfirmasi melalui telepon genggamnya kepada Zonabanten (Pikiran Rakyat Media Network), ditulis Jumat 9 Juli 2021.
"Namanya muncul saat pengumuman sementara, hanya berselang satu malam, namanya sudah hilang. Nah, kita lewat jalur afirmasi, warga ngga mampu, karena kami memang yatim piatu, keterangan kematian orang tua kami, surat keterangan tidak mampu, semuanya ada, tapi ternyata tidak digubris oleh pihak sekolah. Kecewa banget," tambah Farizal.
Baca Juga: Ditanya Soal Bangunan Pemerintah Tak Ber-IMB, Satpol PP Tangsel: Fatal!
Farizal menyatakan, saat dirinya mempertanyakan ke pihak SMA Negeri 3, panitia PPDB di sekolah tersebut, justru melemparkan permasalahannya ke Dinas Pendidikan dan Kebudayan (Dindikbud) Provinsi Banten.
"Kita coba pertanyakan ke pihak sekolah, tapi jawabannya malah ini masalah di sistem yang ada di Dindikbud Provinsi Banten. Yaudah, saya jadi lemas juga. Bingungnya, waktu saya ke sekolah, warga ramai banget di SMA Negeri 3 itu. Kerumunan juga, itu yang saya bingung dan itu kesal juga. Tapi mau gimana lagi, namanya kita orang ngga punya pak," kesalnya.
Baca Juga: Dinkes Tangsel Pastikan Obat Terapi Covid-19 dari Kemenkes Berjenis Paten
Sementara itu, Kepala Dindikbud Provinsi Banten Tabrani belum memberikan keterangan soal kasus yang menimpa Nava Aulia Agustin.
Informasi Kepala Dindikbud Provinsi akan dimuat, saat yang bersangkutan telah memberikan jawaban.
