Pengamat Sosial UI Yakini Semangat 'Warga Bantu Warga' Dapat Menekan Covid-19

16 Juli 2021, 12:42 WIB
Pengamat Sosial UI Devie Rahmawati /Devie Rahmawati


ZONABANTEN.com - Pengamat Sosial dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati meyakini, dengan semangat gotong royong melalui gerakan 'warga bantu warga' dapat mengurangi angka Covid-19. Hal itu (semangat gotong royong), disebut-sebut dapat meningkatkan imun tubuh, dan menciptakan rasa bahagia karena faktor kebersamaan.

“Harvard Medical School pernah menurunkan tulisan yang menyebut bahwa ketika kita bahagia dan tidak stres, menjadi salah satu cara meningkatkan imun tubuh. Praktik gotong royong, apalagi di situasi krisis, tentu saja menumbuhkan “kebahagiaan” karena membangun harapan atas pertolongan. Masyarakat tidak harus selalu diliputi oleh ketakutan dan kecemasan," ujar Devie kepada Zonabanten (Pikiran Rakyat Media Network), ditulis Jumat 16 Juli 2021.

“Praktik gotong royong atau yang sekarang dikenal dengan istilah kolaborasi, mengembalikan hakikat manusia sebagai mahluk sosial, yang tidak dapat hidup sendiri. Pandemi, yang mengarahkan kita untuk membatasi diri dalam pertemuan publik dan menyendiri di rumah masing-masing, tentu saja berpotensi membuat kita merasa tidak nyaman dan ketakutan karena harus melalui pandemi 'sendirian',” tambah Devie yang juga peneliti tetap di Vokasi UI.

Baca Juga: Rachel Vennya Curhat Koleksi Baju Bermerek Senilai Puluhan Juta Dimakan Rayap, Netizen Ikut Menangis

Devie mengungkapkan, bahwa Indonesia harus berbangga, karena didapuk sebagai negara nomor satu dalam praktik gotong royong menolong sesama. Data tersebut, imbuhnya, berdasarkan Laporan Indeks Kedermawanan Dunia (World Giving Index) yang dirilis oleh The Charities Aid Foundation (CAF).

“Indonesia kembali merebut peringkat pertama sebagai negara paling dermawan di dunia pada tahun 2021. Ini merupakan kedua kalinya Indonesia dinilai dermawan untuk membantu sesama, membantu orang asing dan mengeluarkan sumbangan materi,” seru Devie.

“Membanggakan sekali, peringkat kita malah naik selama Pandemi Covid ini. Pada tahun 2018, skor WGI (Wolrd Giving Index) kita ialah 59 persen, justru tahun 2021 ini menjadi 69 persen. Salah satu faktor pendorongnya ialah kita telah lama memiliki warisan kearifan sosial, yaitu agama dan budaya komunal," ujar Devie.

Menariknya, tegas Devie, ditengah pandemi saat ini, meskipun secara fisik sangat terbatas, namun, teknologi digital telah mampu menjadi jembatan kearifan komunal tersebut, sehingga justru terjadi peningkatan sumbangan dan bantuan.

Baca Juga: Update Sebaran Virus Corona Global, Hari Jumat 16 Juli 2021: Kasus Aktif Indonesia Geser Rusia dan India

"Data ini juga dapat dimaknai bahwa kaum milenial dan Gen Z, juga turut serta dalam aksi-aksi kedermawanan ini. Karena merekalah yang dominan menguasai ruang digital. Dunia maya juga menjadi tempat bagi mereka untuk beramal sosial,” tegas Devie, yang tergabung dalam Japelidi (Jaringan Pegiat Literasi Digital).

Berdasarkan data dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), sedikitnya 2736 warga tengah melakukan isolasi mandiri (Isoman). Data tersebut, tersebar di tujuh kecamatan dan 54 kelurahan di kota bertajuk Cerdas, Modern dan Religius itu.

Menanggapi hal itu (2736 warga yang isoman di Kota Tangsel), lagi-lagi Devie menekankan pentingnya sikap gotong royong antar warga. Sikap warga bantu warga, tutur Devie, ditengah kesulitan yang mungkin saat ini terjadi pada masyarakat sekitar Kota Tangsel.

“Kehadiran warga yang membantu warga akan meningkatkan kepercayaan diri setiap warga yang sedang mengalami musibah akibat pandemi baik musibah kesehatan ataupun kesejahteraan (ekonomi). Dengan bantuan nyata, maka diharapkan mereka mampu melewati pandemi dengan optimis,” tutur Devie.

Baca Juga: Menag Yaqut Ingatkan Masyarakat Tidak Mudik di Hari Raya Idul Adha

Sebagai ilustrasi, ungkap Devie, ketika ada warga yang merupakan pekerja dengan honor harian dan menderita Covid-19, dimana diharuskan melakukan isolasi mandiri, maka sulit dibayangkan dari mana individu tersebut dan keluarganya dapat menyambung hidup dari hari ke hari.

"Tentu ketika penghasilan terhenti, sehingga satu keluarga tidak memiliki penghasilan lainnya, bukan hanya persoalan infeksi covid-19 yang akan mendera keluarga tersebut, tetapi kelaparan dan penyakit lainnya berpotensi menyerang keluarga tersebut. Disinilah peran kepedulian warga di lingkungan terdekat untuk menjadi sandaran sosial bagi masyarakat,” tutup Devie.

***

Editor: Ari Kristianto

Tags

Terkini

Terpopuler